Suara musik EDM itu terdengar sangat keras membuat semua orang menggerakkan tubuhnya tak terkecuali gadis yang memakai dress bunga-bunga selutut berwarna biru dan cardigan dengan warna senada yang menutupi tubuhnya.
"Kak Inara di mana sih?" ucapnya sambil celingak-celinguk mencari seorang gadis yang satu tahun lebih tua di atasnya.
Nama gadis berbalut dress selutut bunga-bunga berwarna biru, panggil saja nama dia Nania. Ini pertama kali bagi Nania untuk menginjakan kakinya di tempat seperti ini.
Banyak di mana-mana manusia berbeda jenis yang tengah melakukan ciuman bahkan sesama jenis sekalipun dan itu membuat Nania merinding sekaligus ketakutan.
"Kenapa bukan Kak Renza aja yang masuk?" Gerutu gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya.
Banyak sekali para lelaki hidung belang yang menatapnya dengan lapar, menyentuh bahunya, mencolek pipinya, tentu saja dengan cepat Nania menghindar.
Mata gadis itu berbinar saat melihat kakaknya yang tengah duduk bersama komplotan geng yang terkenal bengis, kejam, biadab, dan parahnya satu kelas dengan dirinya. Ada yang lebih parah, sang ketua adalah pacarnya Inara.
Kakak Nania.
"Nar, itu bukannya Nania ya?" tanya seorang remaja laki-laki sambil meminum minuman alkohol itu, panggil saja Jayden.
Sontak seluruh mata kini menatap pada gadis yang di maksud oleh Jayden. Nania tersenyum canggung lalu melambaikan tangannya dan menghampiri tempat yang di isi oleh sekitar empat orang manusia itu.
"Maaf, aku mau ket-emu sama Kak Inara." ujar Nania.
Inara menghela napasnya panjang lalu menarik tangan Nania agar menghindari meja tersebut. Nania meringis sakit saat tangannya di cengkram dengan erat oleh Inara.
"Lo ngapain sih ke sini? Ganggu aja tau gak?!" sentak Inara melepaskan kasar tangan Nania.
"Maaf Kak, di luar ada Kak Renza. Aku ke sini sama Kak Renza." ucap Nania.
"Ngapain Kak Renza pake jemput gue segala?" tanya Inara dengan nada tidak santai.
"Ayah sama Bunda pulang Kak," ucap Nania.
Inara menghela napasnya panjang, ayah dan ibunya pergi ke luar negeri selama satu bulan dan kenapa rasanya satu bulan itu sangat cepat sekali?
Inara berdecak."Gue mau pamit dulu sama pacar gue," ujar Inara di balas anggukan oleh Nania.
Nania memilih untuk menunggu di sini, lagipula di sini terlihat aman.
Inara tersenyum manis kearah ketiga remaja itu."Btw, Zerga ke toiletnya lama banget ya?" ucap Inara.
"Lho, baru aja di tinggal dua menit. Emangnya lo mau ke mana?" tanya Jarrel.
"Nanti kalau ada Zerga bilangin gue pulang duluan, bokap sama nyokap gue balik nanti gue telepon dia kalau udah sampe." ujar Inara di balas anggukan oleh Jarrel dan Hema.
Sedangkan laki-laki yang tengah duduk di single sofa itu hanya menatap gadis di hadapannya datar.
Nania masih setia menatap Inara tetapi yang membuat Nania terkejut kenapa Inara tidak berjalan kearahnya?
"Pasti Kak Inara gak mau jemput aku," ucap Nania lalu berlari mengejar Inara.
Inara dengan mudahnya bisa melewati manusia-manusia setengah sadar di sana sedangkan Nania cukup kewalahan semakin malam semakin banyak manusia yang datang.
"Anterin dia balik semua dia banyak tingkah," ucap Batara saat melihat sahabatnya teler akibat mabuk dia adalah Hema.
"Terus kalau Zerga ke sini gimana?" tanya Jarrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R G A || Dangerous Husband √
Teen FictionWARNING!!! BANYAK KATAK-KATA KASAR, FRONTAL JANGAN DI TIRU DAN BEBERAPA ADEGAN DEWASA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA!!! "I'm sorry, please comeback to me." Instagram:_dinniy