PART 55

69.9K 1.6K 282
                                    

Wajah putranya terlihat begitu tenang, Zerga tersenyum hangat. Kaki melangkah keluar ruang operasi dengan bayi laki-laki di dalam gendongannya. Mata Zerga nampak memerah, sekarang bukan karena menahan amarah yang sering memuncak tetapi karena dia baru saja selesai menangis.

"Ya Tuhan, cucuku." ucap Renia saat melihat Zerga. Zerga menatap Renia, yang kini perempuan berumur itu juga menatap ke arahnya dengan tersenyum hangat.

"Dia mirip kamu saat kamu masih bayi, Nak. Boleh Mama, gendong?" tanya Renia, Zerga mengangguk membuat Renia tersenyum senang sedangkan Naratash, Batara, Ardhan, Arenza, Galuh, Bi Radha, Biantari, Gustav berserta istri Andrea. Saling pandang satu sama lain terkejut dengan apa yang seorang ayah muda itu lakukan. Biantari istri Ardhan dan Neila langsung menghampiri Renia.

"Anak ganteng," ucap Andrea. Andrea meneteskan air matanya saat melihat bayi yang ada digendongan Renia. Bayinya mirip sekali dengan Zerga waktu Zerga masih bayi.

Begitu juga Biantari, tangannya mengelus lembut pipi merah putra pertama Zerga. Saat melihat wajahnya membuat Biantari merasa deja vu saat Renia menyerahkan bayi mungil Zerga kepadanya dulu.

"Mirip banget ya, Mbak. Sama Zerga." ucap Biantari.

Diam-diam Galuh tersenyum, tapi di satu sisi dia juga sedih. Karena tidak ada Naia, bukannya Naia juga harus ada di sini? Harus menyambut cucu pertamanya dari putri bungsunya?

"Plek ke tiplek ini mah," ucap Andrea.

"Iya, An. Ganteng." balas Biantari.

Zerga menutup matanya sejenak, menghembuskan napasnya panjang. Tiba-tiba Zerga terduduk menghadap ke arah Renia. Lantas membuat semua orang yang ada di sana menatap ke arah Zerga.

"Maaf, maafin Zerga. Mama Renia." Renia lemas mendengar ucapan Zerga yang terdengar sangat lemah di telinganya. Andrea yang menyadari itu, langsung membawa bayi Armagan itu ke dalam gendongannya.

Satu tetes air mata Renia kembali hadir, tangannya bergetar merengkuh pundak Kokok Zerga yang tampak rapuh dengan lembut."Tidak, Nak. Mama yang seharusnya minta maaf, bukan kamu. Zerga mau 'kan maafin Mama?" ucap Renia.

Zerga menangis, air matanya kembali hadir."Mama juga mau 'kan maafin, Zerga?" tanya Zerga membuat Renia lantas langsung menganggukkan kepalanya cepat. Zerga lantas langsung memeluk Renia dengan erat, semua orang yang ada di sana menatap hari Renia dan Zerga. Sudah hampir 19 tahun dan ini pertama kali mereka melihat keduanya saling memeluk satu sama lain.

"Maaf Ma, Zerga salah."

Nania benar, baik, buruk, salah, benar, Renia tetap ibunya. Ibu yang seharusnya dia hormati, dia sayangi, dia lindungi, bukannya anak laki-laki akan selamanya milik ibunya?

Darah menang lebih kental daripada air.

"Maaf, Nak."

•••

Nania membuka matanya, matanya mengedar mencerna di mana dirinya berada. Nampak asing, tapi sekarang dia sadar. Berada di mana dirinya sekarang. Rumah sakit. Nania merasakan tangannya yang dipegang, Nania terdiam beberapa saat, saat menyadari siapa sosok yang memang tangannya dengan begitu erat. Zerga Nicholas Armagan, suaminya.

Dengan pelan Zerga membawa tangannya tapi sayangnya Zerga begitu cepat sadar, menyadari Nania bangun. Zerga lantas langsung menatap Nania."Nania," ucap Zerga.

Nania menarik tangannya dari tangan Zerga."Anak aku di mana?" tanya Nania. Zerga tertegun sejenak saat tangan Nania ditarik dari genggaman tangannya. Senyuman terbit di bibir Zerga.

Z E R G A || Dangerous Husband √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang