PART 20

44.1K 1.1K 18
                                    

"Zerga," panggil Batara setelah melihat sahabatnya yang sepertinya tengah tertidur di atas rumah pohon bersama seorang gadis yang sudah ia yakini pasti Nania. Zerga terbangun mendengar saat asa suara yang memanggil namanya, Zerga menoleh ke bawa dan di sana ada Batara.

Zerga menatap arloji di tangannya, sudah pukul 15.55 sudah sore. Zerga mendengus sahabatnya ini lama sekali menjemputnya, Zerga menatap bahunya yang berat karena Nania tengah tertidur menyender.

Tanpa perasaan Zerga mendorong tubuh Nania membuat Nania langsung terbangun membentur kayu itu."Aws!" Nania menatap Zerga yang kini tengah turun, Nania mendengus Zerga benar-benar setan! Ah tidak, iblis.

"Nania kesakitan, dia lagi hamil." ucap Batara setelah Zerga ada di hadapannya.

"Yang hamil perut 'kan? Bukan kepala?" ucap Zerga membuat Batara menghembuskan napasnya panjang.

"Hati-hati Nan," ujar Batara merasa khawatir saat melihat Nania turun.

"Lagian lebih bagus dia keguguran 'kan?" Zerga mengatakan itu setelah Nania turun, Nania menatap Zerga datar dia tidak perduli dengan ucapan laki-laki di hadapannya itu. Yang terpenting, bayinya akan selamat dan baik-baik saja nanti walaupun tanpa seorang ayah sekalipun.

"Kalau ngomong di jaga." ucap Batara.

Zerga mengangkat bahunya tidak perduli."Di mana mobil lo?" tanya Zerga.

"Deket mobil lo yang udah hangus," jawab Batara.

Zerga berdecak, Gelio pria tua itu memang selalu mencari masalah dengannya. Lihat saja nanti, apa yang akan dia lakukan pada pria tua itu.

Ketiga remaja itu berjalan beriringan dengan Nania yang berada di sebelah kanan Zerga dan Batara yang berada di sebelah kiri Zerga.

"Gue udah nyuruh Gerhana buat lacak markas terbaru dari Gelio." ucap Batara.

"Hm, gue bakal bunuh dia." ucap Zerga membuat Nania lantas menoleh kaget.

Nania berjalan dengan tertatih-tatih karena kakinya yang keseleo, saat akan berjalan lagi tiba-tiba dia malah akan terjatuh jika saja Zerga tidak cepat memegang tas punggung Nania membuat gadis itu tidak jatuh.

"Mending lo gendong." usul Batara.

"Kakinya gak buntung 'kan?" ucap Zerga lalu melepaskan tangannya dari tas milik Nania.

"Ma-kasih," ucap Nania. Zerga hanya mencelos begitu saja jalan terlebih dahulu.

"Ya udah Nan, sini naik ke punggung gue." tawar Batara.

Nania tersenyum."Makasih, lagian kayanya udah deket aku gak mau ngerepotin." ucap Nania.

"Dengan lo ada aja udah ngerepotin, Nania." ucap Zerga berbalik badan menatap datar kearah Nania.

•••


Arenza berjalan menuruni anak tangga, rumah yang biasanya penuh canda tawa lini berubah menjadi seperti rumah tidak berpenghuni, bagi Arenza rasanya semuanya sangat aneh, asing, dan mengerikan. Kehidupannya seolah berubah dalam sekejap mata.

Arenza menatap sang ayah yang tengah sibuk dengan laptop di pantry dan ibunya yang sibuk tengah menyiapkan makanan, Arenza bersyukur karena mereka berdua ada di rumah.

Arenza tersenyum lalu berjalan kearah keduanya orang tua yang amat ia sangat sayangi."Sibu banget, Yah?" tanya Arenza sambil duduk di sebelah ayahnya.

Naia menoleh menatap putranya."Gak terlalu sih, Kak. Cuma ada beberapa masalah yang harus di selesaikan sama Ayah. Iya 'kan, Yah?" ucap Naia membuat sang suami hanya berdehem dan menganggukkan kepalanya.

Z E R G A || Dangerous Husband √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang