"Tuan, ada apa Anda memanggil saya?" tanya Gerhana baru saja masuk kedalam kamar Zerga.
Zerga melempar amplop kearah Gerhana membuat Gerhana langsung dengan cepat menangkapnya, Gerhana membuka dan terlihat uang yang nilainya cukup banyak.
"Kasih ke supir pribadi Nania." ucap Zerga membuat Gerhana hanya menganggukkan kepalanya patuh.
Gerhana nampak berpikir ini bukan tanggal gajian, tapi kenapa Zerga sudah memberi uang sebanyak ini kepada Pak Rejan.
"Baik Tuan, saya undur diri." ucap Gerhana hanya dibalas anggukan kepala oleh Zerga.
Zerga merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya menatap langit-langit kamarnya, baru saja kelopak mata itu akan tertutup pintu kamarnya kembali dibuka.
"Apalagi Gerhana?" tanya Zerga sambil menoleh dan yang ia lihat bukan Gerhana, melainkan sosok perempuan yang diikat cepol, dengan mengunakan dress bunga-bunga pas diatas lutut, lagi tersenyum lebar menatap kearahnya, tak lupa dengan banyak buku yang ia pegang serta luka di dahinya.
Siapa lagi kalau bukan Nania.
"Hai!" Sapanya dengan tersenyum cerah, ah, sial, Zerga malas sekali belajar.
"Keluar!" ucap Zerga bangkit dari tidurnya.
Bukannya mendengarkan ucapan Zerga, Nania malah duduk di karpet bulu dekat dengan kasur Zerga.
"Pergi gue bilang! Budeg lo?" sentak Zerga.
"Aku gak budeg sayang, aku dengar kok." ucap Nania menirukan ucapan Zerga membuat dia geli sendiri.
Zerga menatap Nania semakin datar."Gue gak lagi main-main." ucap Zerga.
"Aku juga gak lagi main-main, kamu gak lihat aku bawa apa? Kita 'kan mau belajar?" ucap Nania.
"Gak, gue gak mau pergi lo sekarang!" ucap Zerga. Nania seolah tuli dia malah membuka buku-buku yang akan mereka pelajari malam ini. Zerga geram dia menarik tangan membuat Nania berdiri dan mengikuti langkah Zerga yang lebar agar keluar dari kamar Zerga.
"Pergi ke kamar lo!" ucap Zerga menatap tajam Nania.
Nania bersedekap dada dia menatap Zerga datar, Zerga akan menutup pintunya tapi ucapan Nania berhasil membuat Zerga menghentikan penutupan pintu itu.
"Pengecut!" ucap Nania membuat Zerga lantas langsung menoleh menatap Nania dengan matanya yang menghunus tajam.
Nania menaikan alisnya sebelah."Apa lo bilang?" tanya Zerga.
"PE, NGE, CUT!" ucap Nania.
"Sialan," ucap Zerga menarik tangan Nania lalu memojokkan Nania di dinding. Nania agak takut sebenarnya, tapi dia tidak boleh takut!
"Lagian Zerga, aku juga gak mau ngajarin kamu capek-capek tenaga, pikiran, dan masih banyak lagi, aku cuma mau menuruti perintah Miss Lucy aja, jadi stop bersikap kekanakan." ucap Nania dengan wajah sok pemberaninya itu.
"Tarik ucapan lo yang bilang gue pengecut!" ucap Zerga.
Nania terkekeh."Kenapa? Marah? Aku bilang kamu pengecut? Atau... Hal itu buat kamu sadar kalau kam---"
"Tarik ucapan lo, Nania." ucap Zerga penuh penekanan.
"Gak mau, kecuali kamu mau belajar malam ini." ucap Nania.
Zerga mengepalkan tangannya."Mulai berani lo sama gue?" tanya Zerga.
"Kapan sih aku gak berani?" tanya balik Nania sambil menarik Zerga membuat Zerga semakin dekat dengannya. Nania menghela napasnya panjang lalu dia melepaskan tangannya dari baju Zerga mendorong sedikit tubuh Zerga agar menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R G A || Dangerous Husband √
Teen FictionWARNING!!! BANYAK KATAK-KATA KASAR, FRONTAL JANGAN DI TIRU DAN BEBERAPA ADEGAN DEWASA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA!!! "I'm sorry, please comeback to me." Instagram:_dinniy