PART 6

46.9K 1.3K 9
                                    

"Kalian berempat ini benar-benar tidak ada kapoknya, saya sudah bilang jangan bolos kalian ini sudah kelas 12 sebentar lagi lulus!" ucap Pak Gading sambil melihat buku hitam yang sudah ada nama mereka itu.

"Karena kita sudah kelas 12 Pak makanya kita mau seneng-seneng Pak!" ucap Hema bangga.

"Apa selama dua tahun terakhir ini kamu tidak bosan bolos terus?" tanya Pak Gading membuat Hema dan Jarrel dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Aturan ada untuk di langgar Pak!" ucap Jarrel.

Pak Gading memijat kepalanya berdenyut nyeri."Kamu lagi Zerga, ini sekolah milik keluarga kamu tapi kamu malah mempermalukan nama keluarga kamu." ucap Pak Gading.

Zerga diam, dia tidak suka jika masalah keluarga masuk ke dalam masalahnya."Jangan bawa-bawa keluarga, keluarga saya udah lama mati." ucap Zerga tenang dan santai menatap datar kearah Pak Gading.

Pak Gading diam, dia menghela napasnya panjang. Zerga anak tunggal dari Pak Zeeran Armagan seorang pengusaha terkenal dan pemilik sekolah Manggaran Senior High School.

"Kamu lagi Batara, kamu juga anak pintar di sekolah ini, ayah kamu seorang lawyer terkenal dan ibu kamu seorang bidan." ucap Pak Gading.

"Sudahlah Pak, jangan membahas keluarga kita sudah besar ini masalah kita ayo kasih kita hukuman saja." ucap Jarrel sudah terlalu malas.

"Setuju Pak!" ucap Hema.

"Bereskan lapangan outdoor selama satu Minggu setelah pulang sekolah!" ucap Pak Gading.

"Ah, kecil itu mah." ucap Jarrel sambil membentikan jarinya."Iya gak, Hem?" tanya Jarrel menyenggol lengan Hema.

"Tentu, it's not big deal!" ucap Hema.

"Berikan surat ini kepada kedua orang tua kalian." ucap Pak Gading.

"APA?!" teriak Hema dan Jarrel bersamaan.

Setelah mendapatkan surat masing-masing akhirnya mereka berempat keluar dari ruangan BK yang sering kali mereka datangi, rasanya mereka sudah bosan melihat wajah Pak Gading.

Zerga merobek kertas itu lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Kebiasaan," ucap Batara.

"Kita tau siapa dia Ta," ucap Hema.

Zerga tidak akan memberikan surat itu kepada ibunya karena Zerga pikir ibunya sudah lama mati.

Kini ketiga remaja itu berjalan beriringan menuju kelasnya sudah tidak mungkin jika dia harus membolos. Rooftop sekolah sudah di gembok, dan mereka sudah malas untuk meloncat benteng sekolah.

Dengan santai ke empat remaja itu masuk ke dalam kelasnya, kelasnya yang tadinya ramai karena tidak ada guru kini terdiam melihat kearah pintu yang sudah ada empat remaja tampan di sana.

Zerga mengedarkan pandangannya tatapan jatuh kepada Nania yang tengah tertidur di lipatan tangannya dengan wajah menghadap kearah pintu, Nania yang duduk di barisan ke tiga itu membuat Zerga dengan jelas melihat wajah Nania.

•••

"Sayang kemarin malam kamu ke mana?" tanya Inara.

Zerga tersenyum tipis lalu mengusap rambut Inara."Gue udah bilang kalau gue ada urusan," ucap Zerga.

Jam istirahat sudah berbunyi sejak tadi, dan seperti biasa Inara dan Zerga akan makan bersama di kantin.

Zerga duduk bersama sahabatnya dan juga sahabat Inara yang ada jumlahnya 3 orang itu sama seperti mereka. Jika di lihat mereka seperti ngedate.

Z E R G A || Dangerous Husband √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang