PART 52

33.1K 1.4K 107
                                    

"Non, yang sabar. Jangan berlarut-larut nanti dedek bayinya juga ikutan sedih." ujar Bi Radha.

Nania tersenyum tipis lalu mengangguk, mengusap air matanya dan memegang tangan Bi Radha yang tak lagi nampak segar. Nania sedih, tetapi apa yang dia lakukan? Semuanya terasa sangat sulit untuk bisa diperbaiki.

Pak Raden hanya bisa menatap sendu lewat kaca spion ke arah anak majikannya, sampai di mana Pak Raden merasa aneh dengan mobil yang ia kendarai. Matanya melotot, tidak mungkin 'kan? Karena dia rasa sebelum pergi dia sudah mengecek mobilnya, dan tidak terjadi masalah apa pun.

"Bi, Non, pegangan yang kencang remnya blong!" ucap Pak Raden sedikit berteriak membuat kedua perempuan itu lantas terkejut.

"Raden jangan bercanda!" ucap Bi Radha.

"Saya tidak bercanda!" balas Pak Raden.

Bi Radha dan Nania berpelukan sambil merapalkan do'a berserah diri kepada yang Maha Kuasa.

"Tuhan jangan sekarang."

Mobil itu semakin bergerak tak tentu arah, beberapa mobil yang mereka lewati menyingkir saat mereka rasa mobil mewah itu tak bergerak dengan aturan yang semestinya.

BRAK

Hantaman begitu keras saat mobil mewah uy menghantam sebuah tiang listrik, Pak Raden pingsan dengan darah yang bercucuran di kepalanya. Bi Radha membuka matanya hal yang pertama kali ia lihat adalah Pak Raden yang bersimbah darah, kap depan mobil yang mengeluarkan asap, Bi Radha melihat ke sampingnya Nania pun pingsan dengan darah yang mengalir dari pelipisnya.

Tak lama orang-orang datang menghampiri mereka, membantu sembari berteriak untuk memanggil polisi dan ambulance supaya segara datang.

"Buru-buru di bawa ke rumah sakit, takutnya terjadi sesuatu sama kandungannya."

"Supirnya parah banget, buruan bawa."

"Ibu, Ibu tidak apa-apa?"

"Tolong Non Nania sama Pak Raden, Bu. Saya takut mereka kenapa-kenapa." lirih Bi Radha.

Tak lama seorang laki-laki tampan membelah kerumunan, mengecek Nania dan Pak Raden bergantian.

"Untuk ibu hamilnya, tidak apa-apa hanya luka di pelipisnya harus segera ditangani sebelum terjadi infeksi. Tetapi untuk Bapak ini harus segera dibawa ke rumah sakit, keadaannya parah." Bi Radha menutup mulutnya.

Seorang laki-laki itu menatap sekelilingnya yang nampak ada beberapa orang yang tak percaya padanya."Saya seorang dokter, saya baru saja pulang dari Amerika." ucapnya membuat semua orang mengangguk.

"Ayo saya akan antar ke rumah sakit terdekat, jika menunggu ambulance akan semakin lama."

•••

Gustav menatap seorang gadis perempuan dihadapannya dengan datar, Gabby Anastasia Gilby ini ternyata anak dari Gelio Gasendra. Gabby menutup matanya kuat-kuat saat mata elang Gustav menatapnya dengan intens dan juga datar, sangat mengerikan.

"Tidakkah kamu sadar apa yang kamu lakukan itu salah?" tanya Gustav.

Gabby diam, tidak membalas apa pun yang Gustav tanyakan.

Gustav terkekeh."Kamu jadi pembantu untuk ayah dan kakak kamu? Oh, apa pantas harus saya sebut mereka ayah dan kakak kamu?" tanya Gustav.

Gabby hanya mampu menundukkan kepalanya, suasana yang tegang. Apalagi saat teman-temannya menatapnya dengan tatapan seperti musuh.

Atau mungkin sekarang sudah menjadi musuh?

"Kamu memantau setiap gerak-gerik putra sya di sekolah?" tanya Gustav membuat Gabby menatapnya."Saya pikir kamu tahu semuanya tanpa harus saya jelaskan siapa putra saya." ucap Gustav datar.

Z E R G A || Dangerous Husband √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang