Inara baru saja selesai mandi, gadis itu mengambil ponsel miliknya lalu mencari kontak pacarnya. Gadis itu senyum-senyum sendiri, padahal baru sekitar 30 menit yang lalu dia tidak bertemu Zerga.
"Lho, kenapa Zerga gak angkat telepon gue?" Heran gadis itu sambil kembali menelpon Zerga tapi sayang tidak di angkat sama sekali.
Inara keluar dari kamarnya dengan wajah yang di tekuk kesal, di saat yang bersamaan Arenza baru saja keluar dari kamarnya.
"Kenapa lo?" tanya Arenza sambil menahan tawa.
"Zerga, kemana ya dia gak angkat telepon gue." kesal Inara.
Arenza melirik jam yang berada di ruang kamar Inara kebetulan sekali kamar Inara terbuka dengan lebar, sudah pukul 23.45 dan kenapa Nania belum pulang?
"Daripada lo nelepon pacar lo, mending telepon Nania dia belum balik." ucap Arenza membuat Inara lagi-lagi kesal mendengar ucapan Arenza.
"Nania terus," kesal Inara.
"Enggak gitu, Inara. Gue lebih sayang sama lo kok." ucap Arenza sambil mencubit pipi Inara, Inara hanya bisa memekik kesal.
Arenza membawa ponsel milik adiknya itu membuat Inara kesal dia akan mengambil tapi dan berteriak tapi buru-buru Arenza mengucapkan."Gue pinjem, pelit amat lo!" ucap Arenza sambil mencari nama kontak Inara.
Saat dia menelpon Nania tiba-tiba suara dering ponsel yang berada di sebelah kiri kamar Inara terdengar. Ya, kamar Inara berada di tengah-tengah di antara kamar Nania dan Arenza. Nania sebelah kanan kamar Inara dan Arenza sebelah kiri kamar Inara.
"Dia gak bawa hp," ucap enteng Inara.
"Shit, kalau terjadi sesuatu sama dia gimana?" tanya Arenza.
Inara memutar bola matanya malas."Gak usah lebay deh, dia itu udah 17 tahun! Gak mungkin kenapa-napa, lebih bagus dia kenapa-napa." ucap Inara.
"Ra--"
"Kenapa sih bentar lagi dia juga bakal pulang, gak usah lebay deh." Potong Inara.
Arenza menutup matanya rapat-rapat saat dia baru sadar dia tidak memberikan uang sepeser pun kepada Nania, terus bagaimana dia bisa pulang?!
Arenza langsung masuk ke kamarnya membawa kunci mobil, Inara mengikuti Arenza ke kamarnya."Lo mau ke mana sih Kak?" tanya Inara.
"Gue mau jemput Nania," jawab Arenza sambil memakai jaketnya.
"Gak usah lebay, lo sama aja kaya Ayah sama Bunda yang selalu manja sama dia!" ucap Inara.
"Kalau terjadi sesuatu sama dia gue yang bakal di salahi Inara!" ucap Arenza.
Inara menghela napasnya panjang."Gak bakal, dia juga gak bakal kenapa-napa. Palingan juga dia nginep di rumah temennya, rumah temennya gak jauh dari club tadi." ucap Inara berusaha meyakinkan Arenza, Inara tidak suka jika Arenza mulai perduli kepada Naina.
Inara cemburu, cukup ayah dan ibunya yang sering memanjakan Nania. Arenza tidak boleh, Inara itu perebut kebahagiaan orang dan Inara tidak suka.
"Lo yakin?" tanya Arenza mulai terpengaruh dan bertanya meyakinkan ucapan Inara.
"Yakin, lagian dia udah gede gak usah lebay deh Kak." ucap Inara
•••
Pagi terlihat sangat indah, suasana begitu sangat cerah dan cukup hangat. Membuat siapapun pasti enggan untuk bangun di lagi hari ini, remaja laki-laki itu bangun dari tidurnya memegang kepalanya yang terasa sangat berdenyut kencang dan nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R G A || Dangerous Husband √
Novela JuvenilWARNING!!! BANYAK KATAK-KATA KASAR, FRONTAL JANGAN DI TIRU DAN BEBERAPA ADEGAN DEWASA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA!!! "I'm sorry, please comeback to me." Instagram:_dinniy