PART 54

40.3K 1.7K 146
                                    

"Maaf Pak, Bu, pasien harus di bawa ke rumah sakit besar yang ada di kota. Karena fasilitas rumah sakit kami yang tidak memadai." ucap dokter perempuan itu menatap ke arah Brandon dan Bi Radha bergantian.

"Tapi kenapa? Apa Non Nania baik-baik saja? Tidak ada hal yang serius bukan?" tanya Bi Radha berusaha untuk berpikir positif.

"Maaf, pasien harus segara dibawa ke rumah sakit dan harus melakukan operasi. Bayinya harus segara diangkat karena jika tidak akan berakibat fatal, untuk ibunya maupun bayinya, apalagi pasien masih muda. Selain itu, pasien tidak bisa melahirkan dengan normal karena hanya satu ginjal yang dia miliki." ucap dokter tersebut membuat Bi Radha terdiam beberapa saat.

"Memang bisa melahirkan hanya dengan satu ginjal sesuai kondisi pasien, tetapi kondisi pasien untuk saat ini tidak baik-baik saja. Maka dari itu harus segera dibawa ke rumah sakit kota yang sudah jelas alat-alat akan terjamin. Saya akan membuat surat rujukan."

"Tidak perlu, itu akan mengulur waktu. Saya akan bawa Nona muda sekarang." ucap Brandon. Brandon menatap ke arah Bi Radha."Bi, siapkan semua perlengkapan Nona muda sekarang. Saya akan memberi tahu Tuan Ardhan." ucapnya membuat Bi Radha lantas langsung menganggukkan kepalanya mengerti.

Brandon mengeluarkan ponsel miliknya, dengan segara Brandon langsung menelpon Ardhan.

Sambungan telpon tersambung.

"Selamat pagi, Tuan."

"Hm."

"Tuan Nona muda harus segara dibawa ke rumah sakit, terjadi sesuatu dengan kandungannya."

"Cepat bawa Nania ke rumah sakit, sekarang!"

"Baik, Tuan."

Brandon lantas langsung berlari untuk memanggil beberapa bawahan yang ditugaskan untuk menjaga Nania selama ini, tanpa sepengetahuan Nania. Ardhan mengirim sekitar sepuluh orang bodyguard untuk menjaga Nania, itu juga atas izin dari Galuh dan Arenza tentunya.

"Cepat siapkan ambulance!"

•••

"Apa kenapa bisa?" tanya Batara.

"Kenzo datang menemui Nania, laki-laki itu berhasil menemukan di mana Nania berada." jawab Ardhan.

Tangan Batara mengepal, Kenzo laki-laki itu benar-benar mencari ajalnya.

"Pa, Papa gak lupakan kalau jarak dari kampung ART Nania ke rumah sakit kota itu jauh dan memakan waktu yang lama?" tanya Batara.

"Nania akan baik-baik saja, kamu tenang. Beberapa bidan yang ada di sana juga ikut. Jangan beri tahu Zerga terlebih dahulu." ucap Ardhan membuat Batara hanya menganggukkan kepalanya. Ardhan menghela napasnya panjang, dia juga baru saja menghubungi Naratash untuk segera putar balik karena Nania akan dibawa ke kota.

"Bagaimana keadaan Zerga?" tanya Ardhan setelah hening beberapa saat.

"Buruk, Zerga makin menggila. Seperti apa yang Papa bayangkan." jawab Batara membuat Ardhan tersenyum tipis. Sudah Ardhan duga, jika Zerga benar-benar mencintai Nania. Hanya saja, laki-laki itu terlalu gengsi untuk mengutarakan. Biarkan saja anak laki-laki itu semakin menggila.

"Papa gak tega apa sama Zerga? Apa gak sebaiknya kita beri tahu sekarang aja?" tanya Batara.

Ardhan menepuk bahu putranya."Kalau sekarang, Papa yakin anak itu akan menyusul Nania." balas Ardhan, mengingat bagaimana keras kepala dan sikap tak sabaran milik Zerga."Sebaiknya kamu siapkan beberapa bodyguard untuk menjaga di rumah sakit dan kabari Dr. Emeli untuk bersiap-siap." lanjut Ardhan.

Z E R G A || Dangerous Husband √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang