Zerga mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, dia ingin cepat sampai. Pertemuannya dengan Inara membuat amarahnya seketika mendidih. Untuk saat ini Zerga butuh Nania, Zerga butuh Nania untuk menenangkannya. Zerga membutuhkan pelukan hangat itu, sangat. Dari arah berlawanan sebuah mobil yang sangat ia kenali mengendari dengan kecepatan yang tak kalah tinggi, sehingga membuat Zerga langsung mengerem motornya begitu juga Batara. Ya pengendara mobil seharga miliaran rupiah itu adalah Batara. Batara Higher Alastair. Sahabat Zerga. Sehingga tinggal beberapa centimeter lagi kendaraan mereka akan bersentuhan.
Zerga kesal, dia membuka helm motornya dengan kasar lalu ia pukulkan tepat pada kaca mobil sahabatnya hingga retak, Zerga sangat penuh amarah. Jika saja ada seorang gadis yang melihat mungkin mereka akan menjerit histeris saat Zerga melakukan hal itu, tampan, dan sangat mempesona. Tapi sayangnya, sosok itu begitu beringas dan tak pandang bulu untuk menghabisi musuhnya.
BRAK
Begitu juga sekarang, Zerga nampak kesal. Kaca mobil sahabatnya itu retak bahkan jika satu pukulan ia layangkan sepertinya kaca mobil itu akan hancur.
Batara keluar dengan wajah penuh amarah, dia marah bukan karena Zerga menghancurkan kaca mobil mahalnya, tapi saat dia mendengar kabar bahwa Zerga melakukan kekerasan kemarin sebelum sahabatnya itu mabuk.
Batara mencengkram erat kuat baju Zerga, Batara nampak sangat marah. Sudah ia katakan berkali-kali tapi kenapa sahabatnya ini tidak mau dengar.
"Gila lo, Ga. Gak waras!" ucap Batara.
Zerga berdecih sinis."Lepas!" ucap Zerga sambil menghempaskan tangan Batara kasar.
Batara mengepalkan tangannya, setelah dia mendapat kabar dari salah satu bodyguard yang bekerja di kediaman Zerga atas perintah ayahnya, Ardhan. Bahwa, Nania sakit gara-gara Zerga. Zerga melakukan kekerasan pada Nania.
"Dia lagi hamil, bangsat! Seenggaknya lo punya hati nurani buat gak nyakitin Nania, Ga!" kesal Batara.
"Bukan urusan lo." balas Zerga.
"Lo maunya apa sih Ga? Masih inget kata-kata gue pas di sekolah? Udah gue bilang, kalau balas dendam lewat Nania itu percuma, Ga. Gak akan berdampak apa pun buat Inara. Justru dia bakal senang karena adik kandungnya sendiri hancur tanpa harus ikut campur tangan!"
Zerga menatap datar Batara, seolah tidak minat dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu.
"Mikir Ga, mikir. Gue peringatkan sekali lagi, berubah Ga. Sebelum lo kehilangan segalanya." ucap Batara.
Zerga malah terkekeh dengan ucapan Batara."Semua yang udah ada di genggaman gue, gak akan bisa lepas begitu aja." balas Zerga. Wajahnya memerah nampak terlihat menahan amarah.
Batara menghela napasnya panjang, Zerga sangat batu. Laki-laki yang akan sebentar lagi menjadi seorang ayah itu sangat susah untuk diberi tahu.
"Gue benar-benar bingung sama sikap lo Ga, bingung gue sama lo. Sebenarnya apa yang lo mau? Apa yang lo inginkan dari Nania? Seharusnya lo minta maaf Ga, bukan malah menyiapkan rencana yang lebih gila buat menghancurkan Nania." ucap Batara.
Zerga lagi-lagi diam, laki-laki itu seolah bisu tak mampu membalas ucapan sahabatnya. Batara terkekeh, menatap ke arah jalanan yang hanya diterangi beberapa lampu jalan. Suasana sepi, begitu mencekam. Seharusnya suasana ini mampu membuat Zerga merenung atas apa yang dia lakukan. Zerga terlalu jauh melakukan hal yang bisa membuatnya menyesal dikemudian hari.
"Asal lo tahu, bokap Nania udah siap menampung Nania kembali." ucap Batara.
"Dia gak akan mampu bawa Nania pergi dari gue, karena apa? Nania udah jatuh cinta sama gue, Batara." balas Zerga menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R G A || Dangerous Husband √
Teen FictionWARNING!!! BANYAK KATAK-KATA KASAR, FRONTAL JANGAN DI TIRU DAN BEBERAPA ADEGAN DEWASA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA!!! "I'm sorry, please comeback to me." Instagram:_dinniy