PART 9

37.8K 1.1K 6
                                    

"Kak, pinjemin Arenza baju ya?" ucap Inara di balas anggukan oleh Arenza, setelah rasa percakapan selesai Arenza menaiki tangga dengan Nania yang ada di pelukannya.

Inara berjalan menemui Zerga yang tengah duduk di ruang tamu sambil mengamati foto keluarga yang terlihat harmonis itu.

"Ga, kamu ikutin Kak Arenza ya aku udah bilang kok sama Kakak buat pinjemin baju buat kamu." ucap Inara.

Zerga mengangguk."Thanks," ucap Zerga di balas anggukan Inara dengan semangat setelah mengatakan itu Zerga berjalan menaiki tangga dan dia bisa melihat Arenza yang baru saja keluar dari salah satu kamar yang ada di sana yang berada di pojok ruangan.

Itu kamar Nania.

Zerga berjalan dengan pura-pura tidak melihat Arenza yang baru saja keluar. Arenza yang melihat Zerga pun langsung membuka kamarnya dan mempersilahkan Zerga masuk untuk mengganti bajunya.

"Ini, pake hoodie." ucap Arenza melempar hoodie miliknya kearah Zerga, hoodie yang belum pernah ia pakai hadiah dari Nania karena Inara yang melarangnya agar tidak memakainya.

Tanpa pikir panjang Zerga masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti bajunya dan hoodie hitam yang ia gunakan. Tidak membutuhkan waktu lama Zerga keluar melihat Arenza yang kini tengah berdiri menatap kearahnya.

"Jaga adek gue baik-baik," ucap Arenza.

"Gue gak janji." balas Zerga.

"Putus sama dia, kalau lo gak bisa jaga dia baik-baik." ucap Arenza.

Zerga terkekeh dia bahkan sudah tiga kali memutuskan Inara tapi Inara tidak mau."Bilang sama dia, jangan sama gue." ucap Zerga.

Arenza mengepalkan tangannya dia tahu siapa laki-laki di depannya, Zerga Armagan laki-laki tak mempunyai perasaan sama sekali.

"Gue gak habis pikir kenapa Inara bisa suka sama lo!" ucap Arenza.

"Gue juga gak ngerti kenapa dia bisa mau sama gue," balas Zerga setelah itu dia keluar dari kamarnya meninggalkan Arenza yang tengah mengepalkan tangannya.

•••

Hujan terdengar jelas di luar, angin menghembus dengan kencang, kilat menyambar, membuat seorang gadis yang tadinya tertidur itu kini bangun dengan keringat yang membasahi keningnya.

Napasnya memburu, jantungnya berdetak kencang, dia melirik ke sekelilingnya kamarnya yang hanya di terangi oleh lampu tidur, Nania bangkit dari duduknya lalu menyalakan lampu.

Nania melirik tas yang ada di atas meja belajarnya lalu mencari benda yang takutnya tidak ada, karena sungguh dia tidak tahu apa yang sudah terjadi saat ia tidur tadi.

Nania menghela napasnya panjang saat kelima benda dengan kegunaan yang sama itu masih ada.

"Aku harus mencobanya," ucap Nania.

Nania menghela napasnya panjang dia harus mencoba, gadis itu melangkah menuju kamar mandi. Menit demi menit berlalu, Nania memegang benda itu dengan mata tertutup dia belum sanggup.

"Negatif..." ucapnya lirih memohon. Tapi saat dia membuka matanya, dua garis merah terpang-pang jelas di sana.

Nania menggelengkan kepalanya tak percaya dia harus mencoba benda ini semuanya, tapi saat ia mencobanya hasilnya tetap sama.

Nania meneteskan air matanya di dalam perutnya benar-benar ada kehidupan, Nania tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Tuhan... Aku takut." ucap Nania memegang erat test pack itu.

Z E R G A || Dangerous Husband √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang