"KELUAR DARI RUMAH SAYA!" teriak Galuh lalu menarik tubuh kecil Nania dari pelukan Arenza membuat tubuhnya langsung oleng saat dengan kasar Galuh menarik tangannya.
"BUNDA!" teriak Nania, tapi Naia telinganya seolah tuli dia bahkan tidak sama sekali menoleh kearah wajah Nania.
"Ayah, jangan lakuin ini Yah. Renza mohon, Yah. Tolong." ucap Arenza.
Galuh berhenti dia melepaskan tangan Arenza dari lengan Nania kasar."Dia harus pergi, kehadirannya cuma membuat keluarga kita jadi pembawa sial!" ucap Galuh membuat Arenza menggelengkan kepalanya.
"Ayah, dia adalah putri ayah. Putri bungsu ayah Nabastala Kanania Lazuardy Saskara!" ucap Arenza.
"ARENZA!" sentak Galuh."Bahkan nama keluarga kita tidak pantas untuk dia!" ucap Galuh sambil mencengkram erat lengan Nania membuat Nania meringis kesakitan.
"Ayah, dia darah daging Ayah. Anak Ayah."
"Dia bukan anak ayah," ucap Galuh menatap dingin kearah Arenza.
"NANIA ANAK AYAH!"
PLAK
Tamparan kedua Nania dapatkan dari Galuh membuat sudut bibir Nania berdarah.
"AYAH!" Arenza berteriak kaget saat ayahnya menampar Nania.
"Jika kamu tidak ingin dia terluka lagi, biarkan dia pergi." ucap Galuh dengan tenang.
"Nania anak Ayah, bukankah semua orang juga pernah melakukan kesalahan? Ayah yang mengajarkan kita untuk memaafkan jadi tolong Ayah. Arenza mohon jangan usir Nania." ucap Arenza.
Sekuat apapun Arenza memohon bahkan sampai menangis darah sekalipun tidak akan membuat pikiran dan hati Galuh goyah untuk mengusir Nania. Galuh malah menarik tangan Nania dengan kasar, Arenza menggelengkan kepalanya dia berlari kearah ibunya yang kini tengah mendekap Inara.
"Bunda, Bunda, tolongin Nan-ia Bunda. Ay-ah mau usir Nania." Arenza bersimpuh dengan suara yang bergetar menahan tangisnya itu.
Inara dalam hati tersenyum tipis melihat Arenza, ini yang dia inginkan Nania di usir dan di benci keluarganya.
"Bunda, Renza... Mohon tolong." Tidak ada pergerakan sedikitpun dari ibunya, ibunya diam dengan air mata yang mengalir. Arenza menatap ibunya lalu menatap Inara.
BRUK
Galuh menghempaskan tubuh Nania ke lantai, melempar kedua kopernya."PERGI KAMU DARI RUMAH SAYA!" sentak Galuh.
Nania menggelengkan kepalanya, dia bangkit dari duduknya."Ay-ah, Nania mohon. Dengerin penjelasan Nania." ucap Nania.
"Saya malu, bahkan yang kamu goda itu adalah anak dari rekan bisnis saya!" ucap Galuh, Galuh menatap tajam Nania menghunus mata tenang dan indah milik Nania yang sama persis dengan mata indah milik Naia istrinya.
"Mau di simpan di mana wajah saja? Kamu benar-benar seorang pelacur, apa yang saya kasih selama ini belum cukup untuk kamu sekolah? Sampai-sampai kamu harus jual diri?"
"Ayah, Nania gak ngelakuin hal itu. Ayah salah paham." ucap Nania.
Galuh berdecih."Kamu hamil 'kan? Itu adalah aib, silahkan angkat kaki dari rumah saya. Jangan pernah menginjakkan kaki kamu lagi ke rumah ini!" ucap Galuh dengan tegas.
"Ayah, Nania mohon. Jangan kaya gini." ucap Nania.
"Ayah, jangan usir Nania Ayah!" ucap Arenza.
"Renza!" sentak Galuh.
Suara gerbang yang di buka membuat semua orang menatap kearah sumber suara itu, suara deru mobil memasuki pekarangan rumah Galuh.
Zerga turun dari mobilnya bersama Ardhan dan Gerhana, baru saja beberapa langkah Zerga berjalan Arenza sudah mendekat akan memukul wajah Zerga tapi Gerhana lebih dulu cekatan melindungi Zerga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R G A || Dangerous Husband √
Ficção AdolescenteWARNING!!! BANYAK KATAK-KATA KASAR, FRONTAL JANGAN DI TIRU DAN BEBERAPA ADEGAN DEWASA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA!!! "I'm sorry, please comeback to me." Instagram:_dinniy