BRAK
Pintu utama mansion itu dibuka dengan kasar membuat seorang pria paruh baya yang tengah menikmati secangkir kopi dimalam harinya menatap tajam kearah remaja bau tengik dihadapannya. Oh ayolah, apa seorang Zerga Armagan pantas disebut remaja bau tengik?
DOR
PRANG
Zerga menembak lampu gantung yang berada tepat didepan pria dihadapannya membuat lampu harga ratusan juta itu hancur lebur dibawah lantai.
"APA-APAAN INI?!" teriak murka Brata saat tiba-tiba Zerga menjatuhkan lampu harga ratusan juta itu dengan mudahnya bahkan serpihan kaca itu mengenai kakinya.
Zerga diam tatapannya masih datar dengan pistol yang masih ia genggam. Zerga tak lagi mengerti kenapa bisa-bisanya ibunya itu menikahi pria bodoh seperti Brata Ganendra.
"Kau datang tanpa diundang, dan membuat kekacauan di rumah saya? Di mana tatakrama mu?!" ucap Brata dengan berjalan mendekati Zerga.
"Rumah Anda? Bukannya ini rumah saya jadi saya bebas untuk melakukan apapun di rumah saya." ucap Zerga.
Zerga menghela napasnya sejenak, lalu tersenyum kecut."Perusahaan kecil Anda, tidak akan mampu membeli rumah sebesar dan semewah ini juga bukan hasil penggelapan dana dari perusahaan saya!" ucap Zerga membuat Brata cukup terkejut mendengar hal itu.
"Kamu jangan bicara sembarangan!" tunjuk Brata membuat Zerga menatap tajam pria itu.
"Jari kotor Anda tidak pantas menunjuk saya." ujar Zerga.
"Bahkan kamu sama sekali tidak pantas untuk hidup Zerga, seharusnya kamu mati seperti pria bajingan itu!" Tanpa pikir panjang Zerga langsung menendang Brata sampai pria itu jatuh tersungkur kelantai.
"SHUT UP!" teriak Zerga lalu memukul pria itu dengan membabi buta. Para bodyguard dikediaman Brata merasa tidak terima pun lantas langsung mendorong Zerga membuat para bodyguard dari keluarga Armagan pun lantas langsung menyerang.
"BAJINGAN AYAHMU MANUSIA HINA!" teriak Brata sambil melayangkan pukulan kepada Zerga.
Zerga tidak tinggal diam dia menendang perut Brata membuat dia langsung tersungkur, Zerga memukul Brata habisan-habisan.
"Dead!" ucap Zerga sambil menodongkan pistol kearah Brata. Brata menutup matanya sampai suara itu terdengar...
DOR
Semua orang lantas terdiam menatap kearah Zerga dan Brata. Napas Zerga naik turun setelah melepaskan satu pelurunya mengenai kursi yang ada didekat Brata.
"Tuan muda..." ucap Gerhana lalu melepaskan lawannya.
Mata Zerga memerah, napasnya yang tidak beraturan, serta luka yang berada disekitar wajah yang samasekali tidak mengurangi kadar ketampanannya.
Napas Brata memburu tapi setelah ia tahu peluru itu tidak bersarang di otaknya membuat dia menghela napasnya panjang.
"Ayah saya tidak bunuh diri."
•••
"
Nania, sebaiknya kamu pergi ke kamar. Ini sudah larut malam, takutnya akan berpengaruh kepada kandungannya." ucap Renia sambil mengusap bahu Nania.
Nania menghela napasnya panjang, Nania tidak tahu samasekali atas apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Tiba-tiba saja dia perduli, dan takut kalau terjadi sesuatu kepada Zerga.
"Nania, kamu dengar saya?" ucap Renia.
Nania menoleh lalu menggelengkan kepalanya."Aku akan menunggu Zerga, Mama." Perkataan Nania membuat Renia tertegun kala kata 'mama' itu terucap dari bibir Nania. Sudah lama sekali Renia tidak mendengar ada seseorang yang memanggilnya seperti itu. Dia sangat terharu bahkan tanpa sadar air matanya pun ikut menetes, tak lama dia mengusapnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R G A || Dangerous Husband √
Ficção AdolescenteWARNING!!! BANYAK KATAK-KATA KASAR, FRONTAL JANGAN DI TIRU DAN BEBERAPA ADEGAN DEWASA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA!!! "I'm sorry, please comeback to me." Instagram:_dinniy