PART 24

34.2K 993 20
                                    

Ting!

Suara lift terbuka membuat seluruh para pekerja menoleh kearah sumber suara, dilihatnya Zerga yang sepertinya sudah melakukan olahraga malam berjalan dengan angkuh menuju dapur.

Para pekerja yang terlewat oleh Zerga hanya bisa membungkukkan badannya untuk menyapa Zerga. Seperti biasa tidak ada balasan apapun dari manusia itu, Zerga hanya melewatinya begitu saja.

Zerga melirik jam yang berada di dapur sudah hampir pukul delapan dan gadis itu belum menunjukkan batang hidungnya, apa dia kabur? Jika iya, Zerga tidak akan membebaskannya begitu saja. Tentu saja, dendamnya belum terbalaskan!

Zerga membuka lemari pendingin itu dengan kasar lalu membawa air dingin dan meminumnya, tak lama suara derap langkah dari Gerhana membuat Zerga menoleh.

Gerhana nampak membungkuk sejenak lalu menatap kearah Zerga, Zerga melirik iPad yang berada di tangan kanan Gerhana.

"Maaf Tuan muda, ada hal yang perlu Anda lihat." ucap Gerhana.

Zerga menyimpan botol minum itu, Gerhana langsung saja mendekat dan memberikan iPad itu pada Zerga.

"Kenapa saham gue 17% bisa berada di tangan pria tua sialan itu?" tanya Zerga menatap Gerhana datar dengan aura gelap yang mulai menyelimuti Zerga, tampak sangat mengerikan.

"Maaf Tuan, tetapi sepertinya Gelio bekerja sama dengan Pak Brata serta pengurus administrasi keuangan yang ternyata anak buah dari Gelio."

Sial, dia kecolongan.

Brata, ah sial. Pria tua itu memang harus di beri pelajaran!

"Kapan mereka pulang?" tanya Zerga.

"Pak Brata dan Nyonya Rania akan pulang lusa." jawab Gerhana.

Zerga mengangguk menanggapinya, lihat apa yang akan dia lakukan nanti.

"Maaf Tuan, apa Anda memiliki nomor telepon nona muda?" tanya Gerhana.

Zerga menatap Gerhana datar."Kenapa?" tanya Zerga tersirat ketidaksukaan saat Gerhana menanyakan nomor ponsel Nania.

"Maaf Tuan, tapi nona muda tidak ada kabar semenjak tadi siang."

"Gue gak suka bahas dia, syukur kalau dia gak balik lagi." ucap Zerga.

•••

Suara gelar tawa dari rumah berlantai dua itu semakin menggelar, suara tawa bahagia itu mungkin akan membuat iri sebagian orang. Kamar yang gelap yang di dekor semirip mungkin seperti bioskop, namun nyatanya tidak. Tetapi, itu semua tidak membuat tawa mereka menjadi luntur.

"Udah... HAHA gue kuat matiin aja!" ucap Bintari saat melihat film komedi di layar TV yang berada di kamar Arum.

"Tunggu dulu, film ini seru lagian belum selesai." ucap Nania sambil memakan popcorn yang ia buat tadi.

"Nan, emangnya Zerga gak marah kalau lo masih di rumah gue? Ini udah mulai jam 20.00 malam lho." ucap Arum.

Nania yang tadinya tertawa kini menghentikan tawanya."Aku gak punya nomor telepon Zerga, kalian juga pasti 'kan?" tanya Nania membuat kedua sahabatnya hanya mengangguk.

Zerga itu sombong, ya. Sombong, tidak ada yang tahu nomor telepon dari laki-laki itu kecuali ketiga sahabatnya dan Inara. Sangat private sekali, bahkan remaja itu tidak masuk dalam grup kelasnya.

"Iya, dasar orang kaya. Suami lo tuh Nan." ucap Arum membuat Nania hanya bisa terdiam sambil menatap Arum kesal.

CEKLEK

Z E R G A || Dangerous Husband √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang