Nania turun dari mobilnya setelah diantar oleh supir pribadinya yang bekerja atas suruhan Zerga, Nania baru saja turun tapi tiba-tiba dia ditubruk oleh seorang gadis yang tentu saja sangat ia kenali.
"Kak Inara?" Nania menatap gadis itu terkejut, bagaimana tidak dia tidak terkejut? Inara nampak sangat sedih, wajahnya sangat memerah ditambah dengan air mata yang mengalir deras dari mata persis seperti mata ayahnya.
"Kak, ada apa?"
"Ini semua gara-gara lo!" ucap Inara membentak Nania membuat Nania lagi-lagi tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh kakak perempuannya.
Inara menatap mobil online yang ada didepannya dia langsung saja berlari untuk menaiki mobil online yang ia pesan beberapa menit lalu. Nania tidak tinggal diam, dia mengikuti Inara dan memegang tangan kakaknya.
"Kak jelasin, tolong." ucap Nania lirih menuntut jawaban yang ingin sekali Nania dengar dari Inara.
"Jangan pegang-pegang gue, gue jijik sama lo!" ucap Inara sambil menghempaskan tangan Nania dengan kasar. Inara menghapus air matanya dengan kasar."Lo itu bener-bener pembawa sial tahu gak? Gara-gara lo Ayah kecelakaan, dia di rumah sakit! Dia kritis dan itu semua gara-gara lo! Gue benci sama lo Nania, gue benci!" ucap Inara langsung mendorong tubuh Nania dengan keras, Nania mundur beberapa langkah.
Tanpa pikir panjang lagi, Inara langsung memasuki mobil meninggalkan Nania. Nania menggelengkan kepalanya. Jantungnya seolah berhenti berdetak sejak saat itu juga, matanya berair siap menumpahkan air mata. Nania tersadar dia langsung saja berlari mencari angkutan umum untuk bisa membawa gadis yang lebih dengan ketakutan itu pergi menemui ayahnya, di saat gadis itu melangkah tiba-tiba teman sekelasnya Daniel yang awalnya ingin memasuki sekolah tiba-tiba saja menghampiri Nania.
"Lo kenapa, Nan? Ini ma--"
"Niel, ikuti mobil yang ada di depan sana!" ucap Nania langsung saja membawa helm yang ada di depan Daniel, Nania langsung saja menaiki motor Daniel.
"Nan, woi. Sadar bjir, lo mau ke mana? Ini mau bell masuk lagi, astaga... Nania be--"
"Aku bayar 3 kali lipat!" potong Nania.
"Gas!" ucap Daniel tanpa pikir panjang langsung menancap gasnya untuk menyusul mobil hitam yang cukup jauh di depan sana, tangannya Nania lantas langsung memegang jaket hitam Daniel.
Sedangkan di sisi lain, jam pelajaran ke satu segera di mulai semua siswa-siswi berhamburan memasuki kelas termasuk empat anak muda yang baru saja turun dari atas rooftop menuju kelasnya.
Saat memasuki kelas tatapan Zerga jatuh pada kursi kosong di baris pertama kolom kedua. Kenapa tidak ada Nania di sana? Sedangkan kedua sahabat gadis itu tengah duduk anteng di bangkunya masing-masing.
Arum menatap Zerga."Nania sakit?" tanya Arum tanpa suara yang duduk baris pertama kolom pertama dekat pintu membuat Zerga mengangkat bahunya tidak tahu, nampak sangat dingin dan terkesan tidak perduli membuat Arum mencabik bibirnya kesal karena Zerga masih saja bersikap seperti itu kepada Nania.
Wajar, karena pernikahan mereka sebuah kesalahan yang seharusnya tidak terjadi. Tapi yang Arum sayangkan, apakah Zerga tidak mempunyai sedikit rasa perduli kepada anak yang dikandung Nania?
"Dasar manusia kutub." kesal Arum sambil membawa buku biologi.
Zerga mengutak-atik ponsel miliknya dibangku, bahkan seorang guru laki-laki yang masuk pun tidak ia hiraukan.
Gerhana
|Maaf Tuan, tapi Nona muda sudah diantar tadi pagi oleh supir pribadinya. Bahkan, supir pribadinya sudah sampai di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z E R G A || Dangerous Husband √
Novela JuvenilWARNING!!! BANYAK KATAK-KATA KASAR, FRONTAL JANGAN DI TIRU DAN BEBERAPA ADEGAN DEWASA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA!!! "I'm sorry, please comeback to me." Instagram:_dinniy