3 | kejutan

900 59 5
                                    

Aris meninggalkan bilik kamar mandi itu lalu berkaca di wastafel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aris meninggalkan bilik kamar mandi itu lalu berkaca di wastafel.

"Kak Aris?" sebuah panggilan antusias memecah keheningan. "Ya ampun, Kak Aris cantik banget!" lanjut pegawai wanita yang tampak mengenakan apron dan rambutnya berantakan. Sepertinya barista itu sedang merapikan diri."Kak Aris pakai Dior Lip Glow ya? Wah bener-bener cantik maksimal di bibir Kak Aris! Aku beli Dior Lip Glow karena Kak Aris loh!"

Wanita itu mengeluarkan tas makeupnya dan menunjukkan beberapa Dior Lip Glow dengan varian warna berbeda. Mata Aris sedikit melebar melihatnya.

"Aku borong karena review Kak Aris. Produk ini kelihatan cantik banget loh di bibir Kak Aris, jadi waktu aku lihat Kak Aris kasih review bagus, aku langsung mulai nabung untuk beli satu persatu supaya bisa jadi cantik kaya Kak Aris!"

Bibir Aris membentuk senyum. Rasanya senang sekali bila bertemu penonton setia yang bukan hanya mengaku setia menonton demi sebuah selfie.

"Aku udah nonton Kak Aris dari lama loh. Dari aku masih SMK."

Wanita muda dengan tanda nama 'Alissa' itu terbuai dengan kecantikan Aris. Dalam hati dia bertanya mengapa walau tersenyum, mata Aris tampak kosong dan terkesan sedih. Melihat itu, satu ide muncul di benaknya.

"Mumpung Kak Aris di sini... gimana kalau ikut aku ke dapur sebentar?" ajak Alissa.

"Mau apa?"

"Wah, suaranya aja cantik banget!" seru Alissa sedikit melompat kecil.

Aris punya banyak penggemar yang selalu semangat saat berhadapan dengannya. Tapi sorot mata dan reaksi Alissa tampak tulus tidak dibuat-buat, seperti anak kecil yang gembira bertemu karakter super hero favoritnya. Bahkan Alissa tidak membombardir dengan permintaan selfie atau tandatangan seperti penggemar lainnya.

"Ehem!" Alissa berdeham menenangkan diri. "Iya ke dapur. Hari ini aku baru diangkat jadi pegawai tetap di sini. Semua kue di kafe ini, mulai sekarang aku yang buat! Hari ini aku bikin kue matcha buat semua karyawan, enaaaaaak banget loh! Aku bikin banyak sebagai buat tanda syukuran aja. Kalo Kak Aris mau bawa pulang juga boleh."

Setelah berpikir beberapa momen, Aris mengangguk. Suasana hatinya sedikit membaik melihat binar mata tulus gembira dari mata gadis Alissa, itu membuat Aris menyetujui ajakan.

Toh, mencicipi kue itu tidak akan makan waktu lama. Untuk apa juga dia kembali ke meja, seperti kambing yang hanya menyaksikan obrolan dua orang yang tidak menyadari keadaannya? Sean tak akan sadar dirinya pergi lebih lama.

Ditambah, Aris sungguh lapar, perutnya sedikit lagi akan keroncongan, tubuhnya lemas seolah akan tumbang kapan saja di udara dingin seperti ini. Mencicipi beberapa sendok kue tentu akan menyelamatkan perut kosongnya.

Cake & CakeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang