19.2 | hotel bed

1.6K 61 3
                                    

⚠️ mature content. no bocil. maen lato-lato aja dek.

***

Ruangan padat terisi oleh nafas terengah-engah yang penuh nafsu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ruangan padat terisi oleh nafas terengah-engah yang penuh nafsu. Sang lelaki begitu rakus mencoba mencicipi apapun yang terlihat, apapun yang bisa diraba. Meremas sekujur tubuh sang wanita yang hanya bisa merintih sambil berusaha mengimbangi, tentu saja itu gagal. Pria itu seolah sedang kesetanan.

Lalu si pria menunduk, menempelkan bibirnya yang sudah basah ke leher jenjang sang wanita. Suara desahan kecil lolos dari mulut Aris begitu El menghisap kulitnya, lalu berkali-kali menjilat. Mata Aris terpejam menahan geli di lehernya dan ... geli di bawah sana. Kemudian tangan Aris diraih, diletakkan di atas sebuah gundukan yang tertutup oleh kain namun bisa dirasa bentuknya yang keras dan tegang.

Menangkup tangan Aris, El menempatkan tangan itu di kemaluannya yang sudah menegang. Dia meremas, perintah bahwa dia ingin Aris mulai mengelus area itu.

Menurut, Aris menggosok gundukan itu lembut, membelainya manja. Akibatnya, batang itu semakin mengeras. Merasakan hangat di kemaluannya sendiri, Aris menekan kedua kakinya.

Tak sabar, El melepas ciuman mereka lalu membuka celananya. Dia berdiri di depan Aris yang duduk di ujung kasur. "Turunin," perintahnya pada Aris, merujuk pada celana dalamnya.

Dia sudah tak tahan lagi. Ciuman selama setengah jam tadi tidak menurunkan nafsunya, malah semakin membuatnya menggebu-gebu dan ingin segera menerkam Aris sungguhan di atas ranjang. Tak mungkin lagi untuk dirinya menahan diri dengan mencoba membayangkan hal lain untuk menghilangkan nafsu sendiri.

Gundukan besar itu semakin jelas di balik celana dalam hitam. Aris menelan ludah, menyelipkan jarinya di bagian atas kain itu lalu menariknya turun. Dia lalu menggigit bibir, wajahnya semakin merah ketika benda tumpul itu terbebas, mengacung berani di depan wajahnya.

Aris menelan ludah lagi, memperhatikan benda besar itu lebih seksama. Dia gugup, takut dan hampir gemetar, tapi sisi terdalamnya seolah bersorak karena rasa penasarannya telah menemukan jawaban.

Diameternya cukup besar dan batangnya gemuk, sisinya berurat. Warnanya lebih gelap dari warna kulit El dan buah zakarnya menggantung dengan ukurannya besar. Bentuk yang ... menakutkan, mengintimidasi namun juga memicu rasa penasaran semakin dalam. Tanpa sadar, Aris menjilat bibir.

"Harusnya saya cukur lagi tadi pagi," ucap El, tangan yang awalnya mengelus kepala Aris kini mendorong wajah gadis itu mendekat ke kemaluannya. "Nggak apa-apa kan?" Aris mendongak lalu mengangguk. Dia tak keberatan dengan bulu-bulu tipis. "Jilat sayang," suruh El dengan suara parau. Dia tahu itu adalah hal yang juga Aris inginkan, dia melihat wanita itu menjilat bibir tadi.

Cake & CakeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang