Setelah Aris berhenti menangis, tanpa banyak bicara El membawanya pergi. Lelaki itu melakukan absen fingerprint di pos satpam, menjadi perhatian dari semua staf yang ada di sana, baik yang sedang absen baru masuk shift atau absen pulang.Para staf lelaki terheran namun kebanyakan mengerling seolah menyemangati El. Tentu saja El tidak menggubris dan cepat-cepat pergi dari sana. Aris hanya membuntuti tanpa bicara.
Menggunakan motor El, keduanya akhirnya sampai di satu-satunya fashion outlet terbesar di kota kecil ini. El ingat gadis itu membicarakan soal belanja baju karena kopernya ketinggalan di mobil pacarnya.
"Kita udah muter kurang lebih satu jam. Masih ada lagi yang harus dibeli?" tanya El sebal. Memang mustahil bagi wanita untuk belanja tanpa menghabiskan banyak waktu.
"Ah..." gumam Aris sambil memerhatikan satu baju yang ada di tangannya. "Iya. Ayo kita checkout sekarang."
Aris sengaja berlama-lama karena dia masih berpikir harus bagaimana memulai pembicaraan lagi dengan El. Apa yang harus dia katakan untuk mengungkit topik tadi? Pria itu membawanya belanja tanpa menjelaskan apapun.
Sial, Aris takut dilaporkan atas tuduhan pelecehan. Bagaimana lagi, memang kenyataannya dia menyerang lelaki ini.
"Setelah ini saya antar kamu kembali ke hotel, tapi saya turunkan di bagian front office saja ya."
"Kenapa? Gue kan capek kalau harus jalan ke dalam. Jauh loh!"
"Kamu kan punya kaki."
"Lo kan punya motor."
Berbicara dengan Aris membuat El merasa sedang berbincang dengan bocah yang baru belajar bicara. Perempuan ini kekanakan sekali.
"Saya masih banyak urusan."
"Lo mau pergi ke cafe lo itu ya?"
"Ayo ke kasir sekarang."
Aris menahan tangan El yang sudah mulai melenggang pergi.
"Gue... boleh gak ikut ke cafe itu?" tanya Aris hati-hati. Dia tahu tak seharusnya lagi-lagi dia menyentuh tubuh lelaki ini sembarangan.
"Untuk apa?"
"Gak papa, gue pengen ke sana aja." Masih banyak yang pengen gue omongin sama lo, lanjut Aris dalam hati.
Setelah Aris menangis tadi, El sadar apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh perempuan ini. Jujur, El tidak menyangka. Haruskah dia menuruti permintaan perempuan ini dan membawanya ke cafe? Bagaimana kalau dia menyebabkan keributan lagi?
"Di sini gak ada laundry express yang satu jam selesai ya?" Aris tak pernah memakai baju baru yang tak dicuci dulu.
"Gak ada."
Singkat banget kayak Pancasila sila ke-satu, batin Aris.
Ini pertama kalinya Aris belanja berdampingan dengan seseorang seperti El. Pria itu tidak banyak bicara dan terkesan ingin menjauh dari Aris. Dapat dimengerti, bagaimanapun juga semalam Aris sudah melecehkan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cake & Cakey
Romance⚠️ 21+++ _______ Setelah mendengar kekasih dan sahabat terdekatnya mendesah bersama di tengah persenggamaan hebat, Searis Amaya hilang akal sehat lalu tidur dengan Rigel Batawirya. Lucu, pergulatan ranjang antara Aris dan Rigel itu terjadi padahal m...