34 | darah

605 49 4
                                    

"Aku bilang aku nggak mau kalo dia balik lagi ke rumah ini!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku bilang aku nggak mau kalo dia balik lagi ke rumah ini!"

"Daddy nggak mau tau apa yang kamu mau. Dia anak Daddy sama seperti kamu anak Daddy."

"Daddy nggak adil!" Sierra menghentakkan kakinya.

Dylan menarik nafas panjang, mengusap wajahnya. "Sierra bisa nggak kamu coba sedikit aja untuk berbaikan dengan kakak kamu? Duh, dibilang baikan juga sebenarnya kalian nggak pernah musuhan karena Aris nggak melihat kamu sebagai musuh, jadi kenapa kamu terus-terusan membenci kakakmu seperti ini?"

"Daddy nggak ngerti!" ucap Sierra penuh penekanan. "Dia juga sebenarnya benci sama aku, tapi dia munafik dan belaga malaikat di hadapan semua orang. Aku bisa melihat kemunafikan itu dan Mommy juga bisa lihat, cuma Daddy doang yang buta! Bahkan sekarang seluruh negeri ini tau kalo dia itu cewek gak bener!"

Kalimat itu Sierra akhiri dengan senyum puas. Mata birunya yang memiliki warna sama dengan mata Dylan kini bersinar licik penuh kemenangan.

Akhirnya Katrina menemukan foto itu. Foto yang Katrina punya sejak lama namun dia kehilangan ponsel yang digunakannya untuk memotret foto itu. Sekian lama membongkar seisi rumahnya, akhirnya Katrina menemukan ponsel itu dan tanpa menghabiskan waktu lagi, wanita langsung menyebarnya ke internet.

Bayangkan betapa bahagianya Sierra dan Katrina melihat dunia maya yang sebelumnya menjilat setiap lantai yang dilewati Aris, kini berubah menjadi laut manusia yang membakar Aris hidup-hidup.

Amarah membakar Sierra begitu mendengar Dylan menyuruh Aris untuk kembali pulang. Tidak, Sierra ingin Aris kesusahan mencari tempat tinggal karena kemanapun dia pergi, orang-orang akan menatapnya rendah dan mengucilkannya.

"Jaga omongan kamu, Sierra," Dylan memperingatkan. "Itu kakak kamu!"

Mata Sierra semakin menggila melihat Dylan tak menyerah membela kakaknya. "Bisa-bisanya Daddy masih menganggap dia anak. Nggak malu? Aku sih malu mengakui kakak yang sekarang dikenal sebagai pelacur!"

"Tutup mulut kamu!" bentak Dylan begitu keras. Suaranya membahana meruntuhkan keberanian Sierra. "Kalau membicarakan rasa malu, harusnya kamu yang nggak Daddy akui."

𓆩♡𓆪

Sinar bulan berpendar indah tapi tak mampu mendistraksi kekacauan yang lalu lalang di jiwa-jiwa terpuruk. Aris adalah salah satu dari jiwa-jiwa itu. Dingin malam menggigit kulit dan menusuk tulang, tapi dia tak terganggu, justru bersyukur karena dinginnya angin malam membuat sakit dalam dada terasa sedikit lebih ringan.

Kendaraan masih ramai lalu-lalang, lampu dari mobil dan motor menghias malam yang gelap. Gelap tapi terang, berisik tapi sunyi, sendiri tapi di tengah keramaian.

Cake & CakeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang