12 | ciuman panas (?)

1.6K 65 13
                                    

Tampang Katrina terlihat memerah, hampir saja asap kebul tebal keluar dari lubang hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tampang Katrina terlihat memerah, hampir saja asap kebul tebal keluar dari lubang hidungnya. Malah dia sudah berancang-ancang untuk menyerang Aris. El bertindak tanpa ragu, langsung saja sigap menggaet Aris untuk meninggalkan tempat itu sebelum Katrina semakin menggila.

Sebuah kelegaan bagi Aris, dia tak mau terlihat berseteru dengan Katrina di tempat umum, apalagi di hadapan sorotan kamera. Kala meninggalkan tempat itu, Aris melihat ada beberapa kru dan peralatan pemotretan di sekitar. Hmm, sepertinya Katrina sedang melakukan photoshoot.

Akan rilis di majalah hewan mana ya wajah si biawak itu, pikir Aris.

"Kamu... nggak apa-apa?" pertanyaan El membuyarkan caci maki yang Aris tujukan untuk Katrina dalam hati.

Tentu saja dia tak apa-apa. Aris tak merasa terintimidasi oleh Katrina. Namun begitu, harus diakui dia terguncang karena harus menerima ulang kenyataan bahwa dirinya benar-benar sudah kehilangan sahabat terdekatnya.

Setelah mengetahui perselingkuhan Sean dan Katrina, Aris tak mencoba menghubungi apalagi mengkonfrontasi. Tak memohon pada Sean, tak menyalahkan Katrina karena menjadi wanita yang merusak hubungan, tak juga bertanya pada keduanya mengenai apa salah dirinya, apa kurangnya.

Ada banyak wanita yang memaafkan perselingkuhan di dunia ini, tapi Aris tidak se-menyedihkan itu.

Lalu setelah Aris berbaik hati dengan tidak melabraknya, Katrina masih bisa merendahkannya? Tidak bisa dipercaya.


"Hei...," panggil El, melambaikan telapak tangannya di depan Aris yang masih melamun.

Pandangan Aris nanar. Kosong namun mengandung sedih campur kecewa yang buru-buru dia tutupi. "Eh, iya. Nggak apa kok." Aris tersenyum pada El di sampingnya. Mereka telah kembali duduk di mobil, bersiap untuk meninggalkan Taman Wisata Alam ini.

"Ehm... kita jadi mau makan? Ke mana?" Aris butuh tenaga untuk overthinking nanti malam. Lebih baik makan sekarang daripada lebih malam lagi — jelas tidak disarankan untuk orang yang ingin menjaga berat badan dengan ketat.

"Terserah."

"Tadi lo bilang kita mau makan nasi goreng?"

"Yakin mau? Nggak takut sakit perut?"

"Takut sih." Di pinggir jalan yang banyak nyamuk, debu, polusi dan orang asing berseliweran... duh, sungguh Aris tak mau ambil resiko.

"Ya udah, pikirin lagi kamu maunya makan di mana."

Aris tak pernah membutuhkan waktu lama kalau ditanya mau makan apa, dia tumbuh di keluarga yang tak sabaran menunggu jawaban, sekaligus berpacaran dengan Sean yang juga tidak suka perempuan lamban.

"Oke, bentar ya." Aris mengecek ponselnya, membuka Instagram dan melihat beberapa story teman-temannya. Salah satu temannya baru mengunggah foto dan video promosi dari beberapa makanan yang diproduksi sebuah restoran fast food. Restoran yang lumayan terkenal dan terjangkau.

Cake & CakeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang