31 | tanggal main

607 43 10
                                    

Kalut menyelimuti sanubari, membisik banyak hal yang seharusnya dia lakukan, tindakan paling benar untuk memperbaiki semua yang telah terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Kalut menyelimuti sanubari, membisik banyak hal yang seharusnya dia lakukan, tindakan paling benar untuk memperbaiki semua yang telah terjadi.

Dia menyayangi Aris, itu mutlak. Membayangkan Aris sakit atau sedih—apalagi karena dirinya—itu bukan sesuatu yang indah. Membayangkan Aris dengan lelaki lain pun membuat El terbakar.

Ketika Sean datang meluruskan semuanya dan sepasang mata lelaki itu hanya menyorotkan kejujuran murni dan segunung sesal, El tahu dia salah besar telah melompat ke kesimpulan paling buruk, kesimpulan yang menyebabkan pertengkaran.

Dia pernah bersumpah pada diri sendiri bahwa dia tak akan pernah menjadi penyebab Aris menitikkan air mata. Nyatanya dia telah merusak sumpahnya sendiri.

Dia akan meminta maaf pada Aris. Bukan hari ini atau besok, entah kapan. El masih harus bernafas, masih harus berpikir.

Rindunya tak tertahankan, ingin sekali memeluk dan berlutut di hadapannya, memohon maaf sudah menjadi penyebab kesedihan. Dia ingin mengelus rambut panjang itu, menghirup wangi Aris, mengusap kulit wajahnya dan menatap dua manik mata indahnya.

Tapi suara lain bersembunyi di benak. Suara yang tercipta sejak dia membuka album usang itu. Suara yang semakin lantang setelah dia bergulat dengan pikirannya, suara yang semakin mudah dipercaya setelah memori lama itu menghantui, menampilkan semua penderitaannya di masa lali. Suara yang semakin berani setelah mendapat penjelasan Alvin dan pengakuan Sean.

Pola yang selalu ada tidak akan lenyap hanya karena rasa sayangnya. Tidak ada pengecualian bagi dirinya.

Hubungan seperti milik dirinya dan Aris selalu hanya akan berakhir dengan satu tragedi. Kalau Aris tidak berkhianat sekarang, itu akan terjadi suatu saat nanti. Kalau Aris tidak berkhianat pun, El yakin Aris akan melarikan diri ke kehidupan lamanya begitu kesabarannya berakhir dan dia tak tahan lagi.

Entah itu dalam satu bulan, satu tahun atau sepuluh tahun. Dia akan berakhir seperti ayahnya.

Semuanya terlalu mirip. Wanita seperti mereka yang perlahan mengubah diri dan tampak meninggalkan apa yang mereka tahu untuk menyesuaikan diri, untuk memperkuat cinta. Wanita yang diingini begitu banyak lelaki dengan keadaan finansial lebih baik....

Tangannya yang merindu untuk mendekap Aris memilih mematung menunggu kepalanya menyelesaikan rangkaian kata untuk mengakhiri hubungan. Dia mencari cara yang tidak terlalu menyakitkan, sesuatu yang tak akan membuat Aris menangis terlalu lama.

"Rigel, cepet dimakan ini martabaknya. Keburu dingin nggak enak loh," tegur Rully pada El yang berpandangan kosong.

Terbuyar dari lamunannya, dia menatap ke atas meja di mana terdapat beberapa kotak martabak.

Hm ... lebih baik ambil rasa coklat atau keju ya?

"Tau nih Kakak, padahal kan Kak Jess udah repot beliin buat kita," imbuh Rynka yang mulutnya penuh. "Enak banget ya kita bisa nyemil malem rame-rame gini. Seneng banget deh keluarga kita jadi ada tambahan!"

Cake & CakeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang