35.2 | jujur

501 46 2
                                    

"Mama kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Mama kalian ... dia bukan nggak mencintai kalian. Nggak pernah meninggalkan rumah untuk seorang lelaki, nggak pernah meninggalkan rumah dengan mengambil semua harta yang Papa punya."

Rully memejamkan mata dan menggeleng. Dia tak mau memandang mata kedua anaknya yang diyakini sekarang telah berubah menjadi mata geram dan bengis. Sulit rasanya menemui bola mata kedua anak yang selama ini memandangnya sebagai pahlawan.

"Dia meninggalkan rumah ini demi Papa. Padahal dua tahun sebelumnya dia mempelajari bisnis supaya bisa menjadi penerus Tanucorp. Pelajaran itu pun dia lakuin setelah merelakan karir aktingnya. Tapi saat bertemu Papa dan menjalin hubungan dengan Papa yang bukan apa-apa ... dia rela mencampakkan keluarganya gang tidak merestui. Dia ninggalin karir aktingnya lalu meninggalkan studinya, ninggalin keluarganya ... semua demi Papa, semua demi menjalin hubungan yang nggak direstui oleh kedua orang tuanya."

Ruangan terang benderang itu kian menggelap dan mencekam bagi Rully yang harus lantang membongkar kebohongannya selama ini.

"Kami bahagia," ucap Rully dengan senyum kecil, matanya memerah. "Kami sangat bahagia. Walau dia harus kerja jadi penyanyi di kafe-kafe dan buat kue untuk dititipkan ke warung-warung ... dia bahagia dan nggak pernah mengeluh. Walau harus tinggal di rumah kecil yang nggak ada setitik kalau dibandingkan dengan istana ini, dia nggak pernah murung. Beberapa kali dia menerima panggilan dari rumah, panggilan dari teman-teman lamanya yang menawarkan kembali hidup mewah ... dia menolak. Sambil memandang Papa, dia bilang 'aku udah punya segalanya'." Rully tersenyum kecut mengingat itu. "Lalu kelahiran Rigel membuat kebahagiaan makin bertambah, hari kami semakin cerah dan penuh tawa."

Lalu air muka Rully menggelap. "Semua berubah ketika mantan kekasihnya datang ke kehidupannya. Mantan pacarnya yang berasal dari keluarga kaya-raya. Papa...." Rully menelan ludah. "Awalnya Papa wanti-wanti dia supaya nggak ngeladenin lelaki itu, tapi kemudian suatu hari Papa melihat mereka berpelukan. Siapa yang nggak geram? Si situ rasa amarah Papa muncul. Keraguan mencuat di dada Papa. Papa jadi tersadar lagi sama status antara Papa dan dia yang jauh banget. Dipikir ratusan kali pun ... orang seperti Mama kalian itu nggak seharusnya bersama dengan Papa yang nggak punya apa-apa, lelaki yang bikin dia banting tulang demi sejumlah uang, uang yang dulu bisa dia dapatkan semudah memetik jari."

El dan Rynka terhenyak. Batin melawan percaya namun perhatian mereka terserap pada sosok sang ayah. Sharon dan Matius memandang Rully tajam seolah melarang Rully untuk berhenti apalagi menyelipkan kebohongan lain.

Rully menarik nafas. "Keraguan itu membuat Papa selingkuh. Tindakan yang awalnya Papa lakuin untuk jaga-jaga. Siapa tau Mama kalian selingkuh? Papa harus berkhianat juga dong. Mentang-mentang Papa miskin, bukan berarti Papa nggak bisa mendapatkan wanita lain."

Rasa dingin menjalar di leher El dan Rynka. Keduanya tampak meneguk liur.

"Papa selingkuh selama setahun. Saat Papa memutuskan untuk berhenti selingkuh, Mama kalian malah menemukan faktanya. Tentu dia marah besar. Tapi ego Papa saat itu bukannya membuat Papa minta maaf, malah membuat Papa membela diri dan mengungkit mantan kekasihnya yang tepat di saat itu sebenarnya sudah tidak ada kontak dengan Mama kalian.

Cake & CakeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang