30 | air terjun

589 50 1
                                    

Bridelia insulana Hance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Bridelia insulana Hance. Nama itu tertera pada label yang tertempel di sebuah pohon yang sedang El amati.

Sudah beberapa tahun dia tak menapakkan kaki di kebun raya ini—kebun yang menjadi rumah dari bermacam-macam tumbuhan penyumbang oksigen besar. Wangi pegunungan dicampur wangi rumput dan tanah adalah wangi khas dari tempat ini. Paru-paru El merindukannya.

Tempat ini menjadi saksi hubungannya dengan Jessica. Dulu, mereka selalu pergi ke kebun raya ini untuk kencan dan piknik. El akan memasakkan bekal untuk cemilan dan mereka akan menikmatinya berdua sambil mengobrol mengenai banyak hal, membahas masa depan bersama.

Setelah diputuskan sepihak, beberapa kalo El sempat berpikir untuk mengunjungi tempat ini lagi demi mengulang masa lalunya dengan Jessica di kepala, tapi itu belum pernah dia lakukan.

Dia pernah menyebutkan tempat ini pada Aris saat membahas kebun raya. Aris langsung tertarik dan minta diajak ke sini, tapi El belum memenuhi permintaan itu karena belum siap melihat tempat ini bersama seseorang selain Jessica.

Kali ini, dia kembali dengan orang yang berbagi memori sama akan tempat ini.

El mencoba menilik batinnya, bertanya pada diri sendiri apa yang dia rasakan saat ini.

"Nggak banyak yang berubah ya," suara Jessica mengawali pembicaraan. Kedua tangan wanita itu terkait di belakang punggungnya, dua telapak tangannya memegang tas bermerek yang El tahu harganya fantastis. "Kamu pernah ke sini sendiri setelah aku pergi?"

"Nggak."

"Sayang banget. Padahal kamu tinggal di sini tapi nggak pernah berkunjung, aku yang jauh malah terus terbayang tempat ini."

"Jadi, kenapa kamu pergi?"

Jessica menatap penuh arti. Pertanyaan itu membuatnya sedih, memang dia tak seharusnya meninggalkan. Di sisi lain, Jessica pun senang karena pertanyaan itu berarti El masih peduli dan pernah merasa kehilangan. Sepertinya ada kemungkinan besar El masih mengharapkannya.

Angin sepoi-sepoi bertiup, menggoyangkan dedaunan di kokohnya setiap batang pohon yang ada, menciptakan berisik yang sunyi menenangkan.

Rambut hitam El sedikit melambai. Ketampanan dalam tiupan angin itu menghipnotis Jessica. Dia ingin sekali berlari dan memeluk pria itu erat.

"Aku nggak tau harus ngucapin apa lagi untuk minta maaf," tutur Jessica penuh penyesalan. Sorot matanya sayu.

"Maaf untuk apa?" tanya El enteng.

"Karena ninggalin kamu begitu aja."

"Oke."

"El—"

Yang diajak bicara sudah membalik tubuh, mulai melangkah pergi. "Ayo ke air terjun."

Jessica yang berpikir El akan beranjak meninggalkannya kini malah tersipu. Air terjun itu adalah tempat favorit mereka. Tempat mereka memakaikan cincin murah ke jari satu sama lain, menciptakan suasana masa depan di mana mereka mengikat janji sehidup semati.


Cake & CakeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang