Penyesuaian diri memang tak mudah, tapi Aris perlahan terbiasa karena nyatanya hidup di luar rumah megahnya tak sesulit yang dibayangkan selama ini. Setidaknya, dia sudah bebas dari mata-mata pelayan yang menghakimi dalam diam. Ugh, entah kenapa mereka melihat Aris sebelah mata hanya karena Aris anak adopsi. Makanya Aris sering memarahi mereka tanpa sebab, hormat mereka padanya tak sama dengan yang mereka beri pada anggota keluarga lain.Biarlah, toh dia tak harus tinggal di sana lagi. Kebahagiaan paling besar tentunya adalah kebebasannya dari ibu yang mengekang dan tak pernah memberi kasih sayang.
Di keseharian barunya, dia menemukan banyak tempat indah yang sederhana namun ternyata menenangkan, Aris telah syuting beberapa video untuk kanal YouTubenya di beberapa lokasi yang dulu tak akan pernah mau dia kunjungi. Banyak tempat-tempat yang menjual baju sederhana namun tak terlihat terlalu buruk, mungkin lain kali dia akan membuat video clothing haul tapi berbelanja di tempat terjangkau, dia belum pernah melakukan itu sebelumnya.
Lalu banyak juga makanan-makanan lezat yang memanjakan lidah. Jelas saja El selalu memberinya makanan terenak. Kalau El tidak sempat memasak, kadang pria itu membawanya makan ke suatu tempat atau memesankan makanan secara online.
Hubungan yang baru mereka bangun pun tergolong udara baru yang kadang menyegarkan tapi juga kadang membuat bingung. Kesabaran El membuat semuanya lebih mudah.
Kali ini, El membawanya ke warung pinggir jalan. Tak hanya berdua, sekarang, Alvin dan Alissa bersama mereka.
Pemilik warung itu sudah cukup tua dan tampak tak mengenali Aris, baguslah, dengan begitu Aris tak perlu khawatir orang tersebut akan membicarakan hal buruk tentangnya di internet nanti.
"Mau pulang? Kita bisa bungkus aja makanannya," El menawarkan ketika melihat Aris tak juga duduk dengan tenang, masih menoleh ke segala arah seolah takut akan ada gerombolan kecoa menghampiri.
Aris menimbang sejenak lalu menggeleng. El sudah sengaja lebih cepat kembali dari kafe demi membawanya ke tempat ini. "Nggak papa, nanti juga gue terbiasa," tolaknya berbisik. "Lagian ini nggak deket got, jadi nggak jorok-jorok amat. Gue cuma butuh waktu lebih aja untuk biasain diri."
"Semoga nggak ada pelanggan yang dateng sampe kita beres makan ya." El melempar pandangan ke sekeliling, beruntung warung kaki lima itu sedang sepi. "Nggak nyaman kalo makan tapi nanti keganggu karena banyak yang minta selfie sama kamu."
Aris mengangguk setuju. "Tapi beneran enak kan makanan di sini?"
"Iya dong. Kamu nggak yakin sama selera saya?"
"Yakin sih...."
Aris mengintip dari celah terpal yang menutupi warung itu dari jalanan, melihat lalu lalang kendaraan yang tanpa henti, bahkan ada seorang pemulung yang lewat. Aris sedikit bergidik. "Ayo, pulang aja, kita minta bungkus aja makanannya," ajak El ketika melihat gelagat kuatir itu. El baru akan mengangkat tangan untuk memanggil si bapak yang menyiapkan pesanan mereka, namun Aris menghentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cake & Cakey
Romance⚠️ 21+++ _______ Setelah mendengar kekasih dan sahabat terdekatnya mendesah bersama di tengah persenggamaan hebat, Searis Amaya hilang akal sehat lalu tidur dengan Rigel Batawirya. Lucu, pergulatan ranjang antara Aris dan Rigel itu terjadi padahal m...