Setelah menjadi ketua dari sebuah organisasi mafia di Italia, Wang Yibo kembali ke Zhuhai, tanah kelahirannya, untuk satu tujuan. Di kota itulah semuanya justru dimulai. Dia bertemu sesosok muda mempesona yang memiliki kesamaan nama dengan saudara y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menyambut pagi dengan senyum bahagia mungkin menjadi hal paling menyenangkan dalam hidup Yibo setelah bertahun-tahun terpuruk dalam kesendirian. Satu tubuh hangat yang menempel padanya di kala terbangun membuat ia menyadari bahwa semua itu bukanlah mimpi. Selarik sinar mentari pagi yang menembus jendela kaca, kini menerangi suasana kamar dan menghangatkan ruangan yang sebelumnya terasa dingin.
Ia merasakan satu ketakjuban yang luar biasa mengingat percintaan keduanya yang luar biasa bergelora. Malam persatuan cinta mereka yang saling menyerahkan rasa terdalam, menumbuhkan perasaan cinta dan sayang yang tak bisa lagi tergantikan oleh yang lain. Yibo langsung menjadikan kekasihnya yang manis itu sebagai tujuan hidup dan seseorang yang harus ia lindungi meski harus mengorbankan nyawa sendiri. Hatinya yang kembali hidup dan tempat tidurnya yang juga kembali diisi oleh aktivitas menakjubkan, menjadikan dirinya seolah terlahir kembali dalam dunia lain.
Dan itu adalah dunia Xiao Zhan.
Tanpa ada niatan untuk bangun meski pagi sudah mulai diterangi cahaya hangat, ia justru semakin mengeratkan pelukan tangannya pada bahu telanjang Xiao Zhan. Usapannya ternyata mendapat respon dari gerakan Xiao Zhan yang balas mengusap leher.
“Aku pikir kau masih tidur,” ia bersuara, sedikit serak.
“Emm, aku masih ingin tidur,” Xiao Zhan bergumam.
“Kau lelah?” Kecupan singkat Yibo mendarat di pucuk kepala Xiao Zhan.
Pria manis itu menyusupkan wajah ke leher Yibo, memberi ciuman sekilas.
“Rasanya begitu menakjubkan, membuatku tidak ingin berhenti hingga tubuhku lelah. Kau membuatku semakin jatuh cinta." Bisikannya ia perdengarkan di dekat telinga.
“Kau masih menginginkannya?” Yibo mengulas senyum.
“Aku akan selalu menginginkannya. Milikmu luar biasa.” Satu ciuman lagi didaratkan Xiao Zhan pada bawah telinga.
Senyum lebar Yibo menghias wajah. Auranya begitu berbeda dari hari-hari sebelumnya, begitu bersinar dan memancarkan kebahagiaan.
“Kepuasanmu adalah yang utama bagiku. Di saat kau bahagia, aku pun merasa senang. Di saat kau puas, aku pun merasa lebih puas darimu.”
“Kau pandai berkata-kata,” senyum Xiao Zhan merekah. Ia tidak ingin beranjak dari tempat itu dan berada dalam pelukan Wang Yibo selamanya. Rasanya begitu nyaman, membuat pikirannya tenang dan damai.
“Ke mana rencanamu hari ini?” Belaian lembut Yibo kini menyentuh kepala dan rambut Xiao Zhan yang hitam.
“Rencananya, menghabiskan waktu denganmu,” Xiao Zhan balas menggerakkan tangan, turun mengusap dada. Agak lama jemarinya bermain di area dada hingga perlahan-lahan merayap ke bawah, menyentuh perut dan akhirnya memegang sesuatu yang membuatnya mengulas senyum.