Setelah menjadi ketua dari sebuah organisasi mafia di Italia, Wang Yibo kembali ke Zhuhai, tanah kelahirannya, untuk satu tujuan. Di kota itulah semuanya justru dimulai. Dia bertemu sesosok muda mempesona yang memiliki kesamaan nama dengan saudara y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
___ Happy Reading ___
🤍🤍🤍
Pertengahan malam hanya tinggal satu jam lagi dan Xiao Zhan kini duduk merengut di depan dua orang yang memandanginya. Ia kembali ke rumah dengan membawa kekesalan setelah pertemuan tak menyenangkan bersama Wang Yibo. Perasaannya sangat tidak karuan saat ini, antara menyesal karena pergi begitu saja dan kemarahan karena mengganggap bahwa Yibo tidak pernah tulus mencintainya.
“Bukankah kau bertemu kekasih hati? Kau begitu bersemangat di saat berangkat. Kenapa tiba-tiba kembali secepat ini dan menunjukkan muka tidak menyenangkan di sini?” Jiyang berkata setengah menghakimi.
“Diamlah!”
Xiao Zhan nyaris berdesis dengan delikan mata yang menunjukkan kekesalan.
“Kau kesal terhadap pemuda tampan itu, tapi melimpahkannya pada kami. Kau pikir kami tempat sampah?” bola mata Jiyang berputar malas.
“Sudahlah. Mungkin Wang Yibo sedang banyak pikiran saat ini,” Theo menengahi sewaktu mendengar desisan kesal yang lagi-lagi keluar dari sela bibir Xiao Zhan. Ia menatap sosok manis yang masih melipat dua tangan di depan dada. Tubuh bersandar pada sofa yang menenggelamkan punggung. Raut wajah itu jelas menunjukkan emosi terpendam di dalam hati.
“Jadi dia sudah mengetahui bahwa ayah angkatmu adalah ketua Ma?” tanyanya.
“Hmm,” Xiao Zhan menanggapi dengan datar.
“Kalau seperti itu, berarti kalian mengenal orang yang sama. Sekarang kita hanya perlu mengetahui apa hubungan yang menjalin mereka.”
“Kau benar-benar yakin kalau dia Prince?” Xiao Zhan kini mengubah posisi duduk, mengambil nafas panjang untuk melegakan dadanya yang bergemuruh. Ia menjangkau gelas kristal dari atas meja.
“Tidak mudah melupakan sosok seperti dia,” Theo meyakinkan. “Dia Prince, ketua Violence di Napoli. The Violence adalah organisasi siber yang dimiliki oleh ketua Ma. Memberikan organisasi sebesar itu pada Wang Yibo, berarti ketua Ma sangat mempercayai Prince.”
“Jadi kita semua sebenarnya berada di bawah naungan ketua Ma,” Xiao Zhan berkata setelah menyesap sedikit anggur. Tangannya bergerak pelan menggoyangkan gelas dalam pegangan. “Sebenarnya apa yang disembunyikan ayah angkat? Kita terpisah dan pada akhirnya tetap bertemu. Selama ini aku tinggal di Roma dan Yibo di Napoli. Ayah tidak pernah mengungkapkan tentang kita pada Yibo, begitupun sebaliknya. Kini setelah sedikit-sedikit mulai terbuka, ternyata kita semua saling berhubungan. Aku bahkan nyaris tak percaya dengan pernyataan Yibo bahwa kami bersaudara.”
Kata terakhir yang diucapkan diiringi desahan galau dari mulut Xiao Zhan. Kilau di matanya sedikit memudar dan hanya menatap tanpa fokus pada anggur yang bergelombang di dalam gelas.