Setelah menjadi ketua dari sebuah organisasi mafia di Italia, Wang Yibo kembali ke Zhuhai, tanah kelahirannya, untuk satu tujuan. Di kota itulah semuanya justru dimulai. Dia bertemu sesosok muda mempesona yang memiliki kesamaan nama dengan saudara y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lengan kokoh yang menahan tubuh membuat Xiao Zhan berpaling dan mendapati wajah cemas Wang Yibo di sampingnya.
"Yibo..."
Ia langsung menghambur ke dalam pelukan Yibo yang berlutut dengan satu kaki di tanah berumput.
"Apa yang kau rasakan? Kau mengingat sesuatu?" Yibo merasa panik mendapati dinginnya tubuh Xiao Zhan. Tubuh itu bergetar, hal yang sama persis terjadi di masa lalu mereka.
Yibo sengaja mengulang hal-hal yang pernah mereka mainkan sewaktu muda. Ia sering menggoda Xiao Zhan dan bersembunyi dengan rapi sampai sepupunya itu ketakutan dan berteriak-teriak memanggilnya. Kini hal itu terjadi dan ia berharap bisa membangkitkan sedikit memori dari ingatan Xiao Zhan yang tertidur.
"Jangan bersembunyi terlalu jauh... Jangan tinggalkan aku..."
Lirih suara itu diiringi ringisan kesakitan. Yibo semakin dibuat khawatir ketika melepas pelukan dan mendapati wajah pucat Xiao Zhan dengan kedua tangan mencengkeram kepala.
"Zhan? Apa yang harus kulakukan? Apa kau sering seperti ini?" Ia mengusap sisi wajah yang pucat.
"Obat... Aku perlu obat..."
"Obat apa?" Wajah Yibo mengernyit.
"Jiyang selalu memberiku obat," Xiao Zhan memegangi kepalanya.
"Kita pulang. Aku akan menelepon Haoxuan."
Berpikir cepat, Yibo segera merangkul bahu dan membimbing Xiao Zhan untuk berjalan menghampiri mobil yang ia parkir. Ia mendudukkan Xiao Zhan di jok penumpang dan melompati kap depan mobil sampai ia menyelinap ke balik kemudi. Mobil mewah miliknya langsung meluncur dengan kecepatan tinggi. Di pertengahan jalan, ia menghubungi Haoxuan untuk membawa Jiyang ke villa.
"Ada apa, Yibo?"
Jawaban Haoxuan terdengar bingung mendapati nada cemas dalam telepon. Kala itu ia sedang berdiri di dekat tangga lantai atas, mengamati situasi klub. Wajahnya menampilkan ekspresi bingung dengan telepon yang ia terima.
"Bawa Jiyang ke villa dan bilang Xiao Zhan membutuhkan obat. Dia akan mengerti. Aku dalam perjalanan. Cepatlah!"
"Oke."
Tanpa banyak pertanyaan, Haoxuan segera melakukan apa yang dikatakan saudaranya. Ia nyaris melompati beberapa anak tangga dan berlalu meninggalkan klub setelah menitip pesan pada anak buahnya.
Mengantongi lagi ponsel ke dalam saku mantel, Yibo melayangkan tatapan khawatir pada Xiao Zhan yang memejamkan mata dengan kulit mukanya yang semakin pucat.
"Bertahanlah..." Suara lembutnya diiringi usapan sayang pada kepala.
Xiao Zhan mengeluarkan gumaman pelan dan perlahan membuka mata. Bibir pucatnya berusaha membentuk garis senyum melihat raut khawatir kekasihnya. Pada saat ia hendak mengalihkan tatapan ke depan, lampu mobil yang menyala dari arah sebaliknya menyerbu kaca depan dan membuat dirinya tersentak. Bayangan buruk itu membayang seketika. Dengan kecepatan mobil yang dikemudikan Yibo, dan cahaya menyilaukan dari arah depan seakan membangkitkan sesuatu dalam otaknya.