Lover's Road '32

448 74 3
                                    

🤍🤍🤍
Love in Zhuhai by AR Yizhan
===*===

Di kala Yibo bertemu Theo dan membicarakan sesuatu, Xiao Zhan kini duduk berhadapan dengan Jiyang yang membisu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kala Yibo bertemu Theo dan membicarakan sesuatu, Xiao Zhan kini duduk berhadapan dengan Jiyang yang membisu. Dokter muda itu memilih diam seolah membiarkan dirinya untuk memulai pembicaraan. Xiao Zhan mengingat semua perkataan Wang Yibo dan berusaha bersikap seperti biasa. Namun ia pun memilih diam, hanya ingin mengetahui sampai di mana pertahanan Jiyang. Ia hanya duduk bertumpang kaki dengan ketenangannya yang selalu membuat orang lain merasa tak nyaman. Sesekali matanya yang hitam bening namun cukup tajam melirik pada Jiyang disela ia memainkan gelas di tangan. Gagang goblet berisi cairan anggur itu terus ia goyangkan hingga isinya bergelombang.

Keheningan itu terasa menyesakkan bagi Jiyang dan ia tahu Xiao Zhan mampu bertahan selama yang dia inginkan. Itulah kelebihan Xiao Zhan dalam menghadapi orang lain, dan ia sangat mengenal kebiasaannya yang sedikit mematikan dalam mengambil tindakan untuk menekan seseorang. Ia pun hanya bisa menarik napas dan menghembuskan dengan berat. Tidak ada pilihan lain baginya selain mengalah. Diiringi satu helaan napas, suaranya pun akhirnya memecah kebisuan di antara mereka.

“Jika kau ingin memarahiku, lakukan saja. Aku tahu aku salah dan aku minta maaf karena telah membohongimu.” Ia cukup tenang dalam mengendalikan suara.

“Aku hanya kecewa padamu, Jiyang,” Xiao Zhan yang daritadi bertahan akhirnya membuka suara. “Aku selalu percaya padamu. Aku mengganggapmu seperti kakakku. Aku mengatakan semua hal padamu tapi sekian tahun kau menyembunyikan itu dariku. Kau luar biasa, Jiyang. Aku salut padamu dalam menyimpan rahasia dan menyakitiku selama ini.” Nada terakhirnya berupa desisan gusar dan sakit hati.

“Maafkan aku...”

Dua kata itu yang hanya bisa diucapkan Jiyang. Ia tahu tidak akan bisa berdebat panjang lebar dengan Xiao Zhan. Selain posisi dirinya yang salah, pria manis itu ahli dalam mendebat omongan.

Xiao Zhan meletakkan goblet dengan tekanan yang menimbulkan dentingan keras. Ia kesal, marah dan ingin menumpahkan semua kejengkelan dalam hati namun tidak bisa melakukannya. Ia tidak bisa menyakiti Jiyang. Seperti kata Yibo, dokter muda itu tidak sepenuhnya salah karena hanya mengikuti perintah ketua Ma, ayah angkatnya sendiri.

“Bahkan aku sampai tidak tahu bahwa ternyata kau juga anak angkat ayahku. Kau itu kakak angkatku, Jiyang. Kenapa kau bisa menyembunyikan hal seperti itu?” Suaranya penuh tekanan seiring sorot mata penuh tuntutan yang tertuju pada Jiyang. “Aku sakit hati. Perasaanku sebenarnya lebih ke sakit dibanding marah. Aku sangat kecewa padamu.”

“Aku tahu,” gumam Jiyang, berupa desahan pasrah.

Decakan samar terdengar dari sela bibir Xiao Zhan. Itulah yang selalu bisa mendekatkan mereka selama ini. Jiyang selalu bisa memahami dirinya, tidak pernah banyak membantah. Dia tahu kapan mendebat dirinya dan kapan saatnya diam. Saat ini, sebanyak apa pun emosi atau perkataan yang ia tumpahkan tidak akan mengubah apa-apa. Semua limpahan kemarahan dan sakit hatinya justru akan berbalik menyakiti Jiyang dan ia tidak ingin merusak persaudaraan. Sambil menghempaskan punggung, Xiao Zhan hanya bisa menekan-nekan pangkal hidung.

𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓲𝓷 𝐙𝐇𝐔𝐇𝐀𝐈 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang