Lover's Road '44

405 71 6
                                    

🤍🤍🤍
___ Love in Zhuhai by AR Yizhan ___

🤍🤍🤍___ Love in Zhuhai by AR Yizhan ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penjara bawah tanah The Violence.

Gema teriakan Zhao Wei masih terdengar sewaktu Chen Xiao tiba di lantai atas dari ruangan yang berada di bawah gedung The Violence. Ruang bawah tanah itu bukan hanya terdiri dari satu lantai, dan lantai paling bawah itulah yang menjadi tempat Zhao Wei dikurung. Sesaat Chen Xiao menghela napas, kemudian berjalan menuju lorong di lantai tersebut. Ia tiba di satu ruangan sel lain di mana anak buah Zhao Wei terikat pada satu kursi listrik.

Ia memberi tanda pada anak buah yang berjaga. Pintu sel itu kini terbuka dan ia melangkah masuk. Satu tangannya tetap di dalam kantong celana sewaktu ia mendekati tahanan yang berdarah-darah. Seluruh jemarinya tak henti mengalirkan darah dan ia melihat sepuluh kuku yang tercabut berserakan di lantai. Wajah laki-laki itu babak belur dan nyaris tanpa aliran darah saking pucat pasi karena shock dan kesakitan. Tatapan sayu dari mata laki-laki itu tertuju padanya, memohon untuk menghentikan penyiksaan.

Mencondongkan sedikit tubuh, Chen Xiao mengulurkan tangan, menepuk pelan sebelah pipi tahanan tersebut. Senyum tipisnya tersungging.

“Kau sudah sangat setia, Kawan. Kalau saja kau membuka mulut dari awal, hal ini tidak akan terjadi padamu." Sekilas matanya melirik pada sepuluh jari yang gemetar, terikat kuat pada pegangan kursi. “Zhao Wei sudah mengungkapkan secara tidak langsung dan kau pun sudah tidak perlu menderita lagi.”

Sekali lagi ia menepuk pipi dan memberikan senyuman sewaktu melihat kelegaan di wajah tahanan. Chen Xiao meluruskan punggung, lirikannya beralih pada satu anak buah yang berdiri di dekat tahanan.

“Dia sudah sangat menderita. Kita tidak perlu lagi menyusahkannya. Biarkan dia pergi dengan tenang,” ucapannya tertuju pada pria berseragam hitam-hitam.

Chen Xiao memutar tubuh setelah melihat anggukkan singkat anak buahnya. Sesaat kemudian suara tembakan yang bergema terdengar di belakang punggung. Ia mengambil napas panjang, sedikit mengernyit karena bau darah yang tercium sehingga mendekatkan jemari ke dekat hidung.

“Kalian tahu ke mana harus membuang mayat itu,” ia kembali berkata dan melangkah keluar sel setelah mendengar jawaban anak buahnya.

Langkah kakinya kini menuju ke tangga lain yang menyambungkan lantai utama dengan ruangan bawah. Ia membuka pintu besi dan keluar memasuki ruangan luas yang diisi beberapa anggota The Violence. Kepalanya mengangguk singkat ketika menerima sapaan sopan dari mereka. Posisinya yang kini menggantikan Wang Yibo menjadikan dirinya tak lepas dari penghormatan yang selalu mengiringi setiap langkahnya. Ia menaiki tangga di sisi bangunan dan kini menghempaskan diri pada sofa di lantai dua. Memejamkan mata selama beberapa menit sampai kembali bangkit dan mendekati meja bar. Ia menuang cairan kekuningan dari botol persegi bertuliskan merk minuman keras ke dalam gelas kristal.

Setelah beberapa tegukan mengaliri tenggorokannya, Chen Xiao merogohkan tangan pada saku. Ia menekan satu nama pada ponsel yang kini terpegang di tangan.

𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓲𝓷 𝐙𝐇𝐔𝐇𝐀𝐈 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang