Setelah menjadi ketua dari sebuah organisasi mafia di Italia, Wang Yibo kembali ke Zhuhai, tanah kelahirannya, untuk satu tujuan. Di kota itulah semuanya justru dimulai. Dia bertemu sesosok muda mempesona yang memiliki kesamaan nama dengan saudara y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu hari kepergian Xiao Zhan belum disadari oleh Zhang Ji Su yang masih menikmati kebersamaannya dengan Theo. Setelah malam itu akhirnya ia berhasil mendapatkan percintaan yang panas bersama Theo, keesokan harinya ia pergi dari apartemen Theo dan disibukkan oleh pekerjaan sepanjang hari. Malamnya, ia kembali mendatangi Theo di apartemen dan lagi-lagi melewati malam dengan menghabiskan tenaganya untuk bercinta dengan pemuda manis tersebut. Untuk sesaat ia melupakan Xiao Zhan karena perasaannya yang meluap.
Hari kedua Xiao Zhan pergi, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, Zhang Ji Su mendatangi rumah Xiao Zhan di sore hari. Setelah melakukan pertemuan dengan beberapa klien, ia pun memutuskan untuk mengunjungi Xiao Zhan. Ia mulai merindukan sosok manis yang sudah berhari-hari tidak ia datangi. Meskipun ia menjanjikan pada Theo untuk melepaskan Xiao Zhan, namun satu rasa terdalamnya masih ingin menahan sosok manis itu di tempatnya. Bagaimanapun kebersamaannya dengan Xiao Zhan selama setahun lebih telah menumbuhkan rasa yang tidak bisa begitu saja ia hilangkan. Ia tahu dirinya menjadi sangat serakah karena menginginkan Theo untuk kembali menjadi kekasihnya namun juga tidak ingin melepaskan Xiao Zhan. Memiliki dua sosok manis di sisinya begitu menghidupkan semangat dan malam-malamnya yang sepi.
Cuaca sore itu sedikit buruk. Musim gugur mulai tergantikan oleh musim dingin yang menembus kulit. Gerimis kecil menyambut kedatangannya di komplek Light Pearl Resort. Ia memarkir mobil di halaman yang dipasangi paving blok putih disambut oleh seorang bodyguard yang menaungi dirinya dengan payung ketika turun dari mobil. Langkahnya mulai berayun menuju pintu dengan keyakinan bahwa Xiao Zhan ada di dalam rumah.
Datangnya sosok Zhang Ji Su menjadikan Jiyang nyaris pucat pasi, ia berpikir keras untuk mencari alasan karena ketidakberadaan Xiao Zhan di rumah itu.
“Mr. Zhang,” ia tetap menyapa dengan senyum yang terpatri di bibir ketika melihat Zhang Ji Su memasuki ruangan utama.
Penampilan pria itu sungguh menarik perhatian, membuatnya semakin terlihat bersinar dengan setelan mahal warna abu. Sepatunya menimbulkan bunyi berdetak sewaktu menapaki lantai bening ruangan. Sapaan itu menggerakkan bibir Zhang Ji Su untuk tersenyum membalas keramahan sahabat Xiao Zhan. Ia menyaksikan pemuda yang berpakaian santai serba putih itu sedang menuruni anak tangga terakhir.
“Jiyang, di mana Xiao Zhan?” Matanya melirik ke atas tangga, menduga bahwa Xiao Zhan ada di lantai dua. “Dia di kamarnya?” lanjutnya dengan mata berbinar.
“Xiao Zhan—"
“Aku akan melihatnya,” sela Zhang Ji Su sambil mendekati tangga dan mulai menaiki satu persatu.
“Eh, Mr. Zhang—"
Dengan perasaan cemas, Jiyang ikut menaiki lagi anak tangga, namun ia berhenti mengikuti langkah Zhang Ji Su yang masuk ke dalam kamar Xiao Zhan. Diam-diam tangannya merogoh saku dan menghubungi seseorang. Matanya terus mengawasi ambang pintu kamar selama ia berbicara pada seseorang di seberang telepon.