"Kalo mau bengong, di pantai aja kaya waktu itu, jangan bengong di tempat kaya gini, bahaya."
Saat ini, Karina sudah berada di area luar sebuah klub malam, lebih tepatnya di pintu samping yang tak banyak dilewati orang.
Karina merasakan jantungnya yang berdebar kencang. Ia menatap laki-laki yang berdiri di hadapannya. Laki-laki yang sudah menariknya keluar dari klub malam. Laki-laki yang sudah menyelamatkannya dari lemparan botol kaca yang hampir mengenai kepalanya.
"Julian..?" gumam Karina, mengenali laki-laki itu, adik iparnya.
"Lo ngapain bengong di tempat kaya gini, Karina? mana Evan?" tanya Julian, tak mengerti bagaimana ia bisa tak sengaja bertemu kakak iparnya yang terlihat kehilangan arah di dalam klub malam ini.
Karina yang mendengar itu seketika menelan ludahnya. Ia menunduk, mengatur debaran jantungnya, serta nafasnya yang terengah-engah.
"Jangan bilang, lo sendirian kesini?" tanya Julian.
Karina mengangguk pelan. Ia memang datang sendirian ke tempat ini, itu bukan kebohongan.
"Hah? serius? emangnya Evan kemana?" tanya Julian, begitu tersentak mendengarnya.
"Evan lagi ngumpul sama temen-temen kuliahnya," jawab Karina, mengikuti kebohongan yang diberikan suaminya padanya.
"Lah anj*ng, masa dia ngebiarin istrinya ke klub begini sendirian?" ucap Julian, tak percaya kakaknya akan melakukan hal itu.
"Kenapa emang? dari jaman sekolah, gua udah sering pergi ke tempat kaya gini sendirian," sahut Karina.
"Gila lo! bahaya lah! lo gak tau betapa banyak predator yang ada di dalem tempat kaya gini??" ucap Julian.
"Predator..?" tanya Karina.
Julian mengeryit. Tak mungkin Karina tak paham arti dari predator kan? batinnya.
"Predator, orang-orang yang nyulik dan ngejahatin perempuan demi kepuasannya sendiri, biasanya targetnya cewek yang mabok dan sendirian di tempat kaya gini, bakal lebih menggugah lagi kalo dibawah umur, buat dijual ke pedophiles."
Seketika, kedua mata Karina membulat mendengarnya, sementara Julain melihat ke arah bangunan klub malam ini.
"Kalo lo sembarangan masuk ke tempat kaya gini, lo bisa jadi korban perdagangan manusia yang dilakuin sama predator-predator ini, apalagi kalo lo masih dibawah umur."
"B*ngsatnya lagi, masih ada aja banyak cewek dibawah umur yang bisa masuk ke dalem tempat kaya gini, seolah penjagaannya emang gak ketat, atau ada kerjasama antara pemilik klub dan predator yang ngejual perempuan dan jadiin mereka budak seks orang-orang bejat."
Karina semakin membeku mendengarkan ucapan Julian. Kedua matanya membulat. Nafasnya terengah-engah.
Hal tersebut membuat Julian menelan ludahnya. Sepertinya Karina tersentak, sebab Julian secara tiba-tiba membicarakan hal ini dengannya.
"Sorry random, gua sama Gede lagi sering diskusi soal ini, setelah kita liat berita banyak cewek di bawah umur yang hilang di Bali."
"Untung aja gua gak punya adek cewek, kalo punya, gua pasti gak bisa tidur tiap malem," ucap Julian lagi, terlihat benar-benar lega.
Sementara Karina yang mendengarkan itu berusaha mengatur dirinya, berusaha menghilangkan segala ketakutan yang menyelimutinya tiba-tiba.
Kini Julian kembali memperhatikan Karina dengan seksama. "Lo kesini naik apa? bawa mobil sendiri?" tanyanya.
Karina mengerjap. Ia akhirnya bisa kembali menenangkan dirinya. Setelah Julian menyebut mobil, Karina jadi mengingat dimana mobilnya berada.
Karina kini mengambil sesuatu dari dalam tasnya, dan menunjukkanya ke arah Julian.
![](https://img.wattpad.com/cover/272112351-288-k185324.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
mysavior
RomansaKarina meninggalkan Wira, kekasihnya yang setia namun tak bergelimang harta. Perempuan berdarah Bali itu memilih dipersunting oleh Evan, si kaya raya yang tak pernah cukup dengan satu wanita, namun ia yakini merupakan penyelamat dalam hidupnya. ⚠️CW...