"AAA!!"
Suara teriakkan seorang perempuan yang melengking terdengar, membuat bising suasana parkiran restoran yang tadinya sepi.
Mia menjambak rambut Natya dengan kencang, meluapkan emosinya yang meluap-luap. Ia merasa begitu benci, dan jijik pada fakta bahwa Asisten Rumah Tangga seperti Natya dengan berani menjalin hubungan dengan sang kekasih, Evan.
Plak!!
Tak hanya menjambak, Mia juga menampar pipi Natya dengan kencang, sama seperti apa yang ia lakukan pada Evan beberapa saat lalu. Natyapun kembali berteriak kesakitan.
"Jal*ng!!" bentak Mia padanya. "Pembantu kaya lo gak pantes punya hubungan sama Evan!! sadar diri!!"
Mia masih belum melepas jambakannya di rambut Natya. Ia hendak kembali menampar perempuan itu dengan kencang.
Namun kali ini, Natya segera menahan. Meskipun rambutnya masih dijambak, ia berhasil menahan tangan Mia agar tak lagi menamparnya.
"Harusnya ibu yang sadar diri! ibu juga simpenannya pak Evan! apa bedanya sama saya?!" teriak Natya, yang tak terima karena terus direndahkan oleh Mia.
Mia semakin tercengang mendengarnya. Perempuan ini benar- benar bertanya padanya, apa beda antara dirinya dan Mia?
"Bangs*t!" Mia semakin emosi dan hendak memukul wajah Natya dengan kencang, namun tiba-tiba tangan seorang laki-laki menahannya, dan berusaha melepaskannya.
Evan yang sedari tadi terdiam akhirnya bergerak. Ia menghampiri kedua perempuan itu dan berusaha melerai mereka.
Evan menarik Mia secara paksa agar menjauh dari Natya. Mia yang melihat itu malah semakin mengamuk. Ia hendak memukul Evan sangking kesalnya.
"Mia, stop, ayo kita dengerin dulu apa yang mau dibilang Natya," ucap Evan, berusaha menghentikan kekasihnya yang kini mengamuk padanya dan hendak menamparnya lagi.
Evan terus menahan kedua tangan Mia. Ia melihat Mia yang wajahnya dipenuhi kebencian, kekecewaan, serta kesedihan yang mendalam.
"Mia, please," ucap Evan, memohon, agar perempuan itu bisa menenangkan dirinya sebentar.
Mia kini mulai berhenti memberontak. Ia mengatur nafasnya yang terengah-engah, dan menatap Evan yang masih menahan kedua tangannya.
Pandangan Mia tertuju lurus ke arah mata Evan. Ia masih belum menyangka, laki-laki ini sudah mengkhianatinya, setelah tiga tahun hubungan itu mereka lewati.
Kini Mia akhirnya melepaskan tangan Evan dengan kasar. Ia masih menatap Evan dengan penuh kebencian.
"Aku belum selesai sama kamu, Van," ucap Mia, melotot pada laki-laki itu, sembari menahan emosinya.
Evan mengangguk sebagai jawaban, seperti memberitahu bahwa Mia boleh meluapkan emosinya lagi padanya nanti.
Kini Miapun kembali berbalik dan menatap Natya, perempuan yang masih menahan sakit karena tamparan serta jambakan kencang yang Mia lakukan padanya tadi.
"Apa? lo mau ngasih tau apa ke Evan, cewek jal*ng?" ucap Mia, melotot tajam pada Natya.
Natya menelan ludahnya. Kini pandangannya tertuju ke arah Evan, dan Mia secara bergantian, kedua orang yang menatapnya dengan seksama.
Jantung Natya berdebar kencang. Meskipun Mia sangat menyeramkan, namun ada yang lebih menyeramkan dari perempuan ini, hingga Natya tak berani membantah ucapannya.
Natya kini mengeluarkan sesuatu dari tas selempangnya di bangku yang tadi ia duduki. Ia mengambilnya, sebuah kotak kecil yang kemarin sudah sempat ia bawa ke hadapan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
mysavior
RomanceKarina meninggalkan Wira, kekasihnya yang setia namun tak bergelimang harta. Perempuan berdarah Bali itu memilih dipersunting oleh Evan, si kaya raya yang tak pernah cukup dengan satu wanita, namun ia yakini merupakan penyelamat dalam hidupnya. ⚠️CW...