"Kayanya kita berdua butuh liburan, buat ngilangin stres. Apa aku izin cuti aja dulu ya? aku sama kamu, kita vacation dulu berapa hari?"
Saat ini di dalam restoran Italia yang cukup mewah, Karina masih duduk berhadapan dengan suaminya. Keduanya makan siang sembari mengobrol.
Karina tersenyum kecil, membayangkan liburan dan menghabiskan waktu bersama suaminya, sesungguhnya sangatlah menyenangkan. Siapa yang akan menolak?
Akan tetapi..
"Jangan dulu Van."
Karina berucap, sembari menatap Evan dengan tenang.
"Kamu kan masih dalam masa-masa harus nunjukin ke papa soal kerja kerasmu, fokus dulu aja ke itu, fokus dulu ngebuktiin ke dia kalo kamu bisa berubah jadi lebih baik sekarang."
"Selama papa masih punya keraguan soal keseriusan kamu di perusahaan, jangan istirahat dulu, apalagi minta cuti buat jalan-jalan, kurang pas momennya."
Evan yang mendengar itu terdiam dan mengangguk-angguk. Karina benar, sekarang bukanlah momen yang tepat untuk mereka berdua pergi.
"Tapi aku lagi pengen banget pergi sama kamu, refreshing berduaan sama kamu," tutur Evan.
"Hmm.. kalo gitu, gimana kalo kita nginep pas weekend aja?"
Ucapan Karina langsung membuat Evan berbinar. "Short-cation?"
Karina mengangguk. Senyuman kecil tersungging di bibirnya. "Kita berangkat dari Jumat malem, pulang hari Minggu, lumayan kan dua hari?"
"Tapi kemana kalo cuma dua malem?" tanya Evan.
Karina terkekeh geli. "Evan, this is Bali, there's so much places, dari sini gak sampe dua jam naik mobil juga sampe di Nusa Penida," tutur Karina, membuat Evan seketika tersadar.
"It's a Paradise Island, we can go anywhere," lanjut Karina. Kini senyuman lebar tersungging di bibirnya. Ia jadi teringat seseorang karena membicarakan soal Bali.
"Kamu lupa kita tinggal di Bali? adik kamu aja namanya Julian Dewata," ucap Karina, kemudian terkekeh geli.
Evan yang mendengar itu seketika mengernyit. Karina sudah tahu nama lengkap adiknya? Julian biasanya tidak suka membicarakan soal itu, batinnya.
Kini Evanpun jadi teringat lagi, pada adiknya. Ia mengingat bagaimana Julian menatap Karina dan berucap soal Karina padanya. Ia dapat merasakan bahwa Julian memiliki ketertarikan pada istrinya.
"Karina?" panggil Evan.
"Hm?" Karina sudah kembali memegang garpu dan mengaduk pastanya di atas piring.
"Kamu sama Julian, jadi deket ya sekarang?" tanya Evan.
Karina mengerjap sesaat. "Lumayan, kan dia yang nemenin aku waktu itu," tuturnya.
Suasnaa hening seketika menyelimuti. Evan tak lagi berucap, dan hanya menatap Karina dengan wajah yang serius namun penuh kekhawatiran.
Senyuman miring langsung tersungging di bibir Karina, melihat ekspresi yang ditunjukkan suaminya.
"Cemburu ya?"
Kedua mata Evan seketika membulat. Ia merasakan jantungnya yang berdebar kencang.
"Really? masa cemburu sama adek sendiri?" ucap Karina, sambil meraih red wine di meja dan meminumnya.
"Ya gimana? Julian keliatan naksir sama kamu."
Karina hampir tersedak mendengar penuturan suaminya. Evanpun segera mengambilkan tisu dan mengusap bibir Karina.
![](https://img.wattpad.com/cover/272112351-288-k185324.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
mysavior
RomanceKarina meninggalkan Wira, kekasihnya yang setia namun tak bergelimang harta. Perempuan berdarah Bali itu memilih dipersunting oleh Evan, si kaya raya yang tak pernah cukup dengan satu wanita, namun ia yakini merupakan penyelamat dalam hidupnya. ⚠️CW...