Chapter 2. Evan Sanders

11K 629 23
                                    

Setelah mampir di kedai ayam bakar yang ia lewati, Karina akhirnya sampai di tujuan utamanya, yaitu sebuah klub malam.

Perempuan itu sudah mengganti pakaian di mobil, serta memoleskan sedikit make up di wajahnya. Short dress berwarna hitam membalut tubuhnya, begitu ketat hingga menunjukkan lekukan berbentuk jam pasir yang membuat banyak mata tertuju padanya.

Rambutnya hitamnya yang panjang dan sedikit bergelombang, baru sore tadi ia rawat hingga tampilannya begitu sehat dan maksimal.

Karina mulai menyusuri klub malam yang belum pernah ia masuki sebelumnya. Satu dari dua sahabatnya mengatakan bahwa tempat ini tidak didatangi sembarang orang, hanya mereka yang berada di kelas atas.

Masih banyak tatapan yang tertuju padanya, namun Karina mengabaikan semuanya dan melanjutkan jalan.

Pandangan Karina sesaat tertuju ke arah seorang laki-laki yang duduk di sebuah sofa panjang. Ada wanita yang duduk di kanan, kiri, serta di pangkuannya.

Laki-laki itu minum sambil tersenyum menatap para wanita yang mengelilinginya, terlihat begitu senang. Tangannya juga mengusap pinggang wanita yang duduk di pangkuannya.

Karina hanya menatap sesaat, kemudian ia langsung melanjutkan jalannya menuju ke area bar yang tidak terlalu bising.

Karina duduk di salah satu kursi tinggi bar tersebut, kemudian memesan minuman pada bartender yang sedang berjaga di depannya.

Setelah penjaga bar itu berjalan pergi untuk menyiapkan minumannya, Karina merasakan pergerakan seseorang yang menghampirinya. Iapun menengok.

Seorang pria berkulit putih berdiri di dekatnya. Karina menyadari pria ini adalah seorang tourist di Bali.

"Hi," sapa pria itu.

"I was looking at you from far away and I think you're so beautiful, may I have your time?" tanya pria itu, terlihat menatap Karina dari atas ke bawah.

"Thank you, but no," jawab Karina menolak dengan senyuman, kemudian ia kembali menatap ke depan dan tak menghiraukan pria bule ini.

"You're alone here right? Let me company you."

Karina menghela nafasnya pelan, menyadari pria ini tidak akan menyerah meskipun Karina sudah menolaknya.

Benar saja, bukannya pergi, pria bule ini malah duduk di samping Karina dan mengatakan akan menemani Karina yang sendirian. Ia juga terus menatap Karina dari atas ke bawah.

"So, are you-"

"She already said no, why are still bothering her?"

Baru saja pria bule itu hendak kembali berucap, tiba-tiba di belakang mereka ada suara seorang laki-laki terdengar.

Karina dan pria bule itu sama-sama menengok. Laki-laki itu adalah laki-laki yang tadi Karina lihat di sofa panjang. Ia sudah berdiri di belakang dan menatap tajam ke pria bule di samping Karina.

"I'm not bothering her," ucap pria bule itu, masih membela diri dan mengatakan dirinya tidak mengganggu Karina.

"You did, and she's clearly uncomfortable," sahut laki-laki itu, menatap ke arah Karina yang terlihat tidak nyaman, kemudian kembali menatap lawan bicaranya.

"Get out of here."

"What?? who are you-"

"Get, the f*ck, out of here," ucap laki-laki itu lagi, mengumpat. Ia mendekat dan menatap pria bule di depannya dengan tajam dan penuh ancaman.

mysaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang