Chapter 54. Penyusup

4.5K 506 24
                                    

Saat ini di atas sebuah motor yang melaju dengan cepat, Julian begitu fokus menatap ke depan, ke arah sebuah mobil yang saat ini ia ikuti.

Mobil itu memasuki sebuah kawasan yang tak pernah Julian datangi sebelumnya. Kawasan ini begitu sepi. Sekitaran jalannya juga masih di didominasi pepohonan yang rindang.

Julian lahir dan besar di Bali, namun ia bahkan tidak tahu ada tempat seperti ini. Apakah ini adalah tempat yang hanya diketahui orang-orang tertentu? seperti kaum para elit?

Sudah hampir setengah jam ia mengikuti mobil tersebut, dan kini Julian akhirnya melihat mobil itu masuk ke dalam suatu tempat.

Julian menghentikan motornya di depan gerbang yang terbuka itu. Ia mengernyit bingung.

Apakah ini.. sebuah restoran? batinnya tak paham.

Sepertinya benar, ini adalah restoran mewah bergaya Eropa. Ukuran bangunannya jauh lebih besar dari bangunan restoran pada umumnya. Apakah di bagian atas, ada apartemennya? batin Julian, tak akan percaya jika bangunan ini hanya restoran.

Julian menelan ludah. Karena mobil tadi sudah membawa Karina masuk kesini, maka Julian juga akan ikut masuk. Ia mencari area parkir yang begitu sepi, kemudian memarkirkan motornya disana sebelum akhirnya berjalan menuju ke dalam bangunan.

***

Setelah masuk ke dalam, Julian langsung menatap sekeliling, berusaha mencari Karina.

Suasana restoran ini begitu tenang. Di dalam juga hanya ada beberapa pengunjung yang sedang makan dan mengobrol ditemani lantunan musik klasik.

Sama seperti mewahnya desain interior restoran ini, pengunjung yang datang juga terlihat mengenakan pakaian mewah. Banyak dari mereka yang duduk dan bercengkrama bersama orang asing. Julian semakin yakin bahwa ini adalah restoran yang hanya didatangi kaum elit.

Disela keterdiamannya, Julian tiba-tiba dihampiri oleh seroang wanita berpakaian formal. Ia adalah seorang waiter yang menyambut Julian dengan ramah.

"Reservasi atas nama siapa pak?" tanya waiter itu.

Julian menggeleng pelan. "Belum reservasi mbak," jawabnya.

Perempuan itu terlihat tersentak karena ucapan Julian. Dan hal tersebut membuat Julian mengernyit.

Apakah untuk datang ke tempat ini, harus reservasi terlebih dahulu?

Tapi kenapa? restoran ini terlihat sepi, tidak reservasipun Julian punya banyak tempat untuk diduduki.

"Gak bisa ya mbak?" tanya Julian.

Waiter tersebut kembali tersenyum. "Bisa kok pak, tapi mejanya agak jauh dari sini,m," jawabnya dengan ramah.

"Silahkan ikut saya pak." Waiter itu berjalan dan menuntun Julian lebih dalam ke restoran ini.

Julianpun mengikutinya dari belakang. Ia berjalan sambil menatap sekeliling, berusaha mencari keberadaan Karina. Padahal ia melihat dengan cukup jelas Karina yang tadi masuk ke restoran ini, lalu kemana perempuan itu dibawa pergi?

***

Di dalam sebuah ruangan VIP yang bukan sembarang VIP, Karina masuk setelah melewati beberapa penjagaan ketat.

Sesungguhnya, ini adalah hal yang cukup jarang terjadi. Biasanya, restoran ini hanya jadi tempat pertemuannya dengan Mr. Right Hand sebelum mereka menuju ke lokasi yang sesungguhnya, yaitu sebuah rumah besar yang menyimpan banyak kegelapan di dalamnya.

Tapi sepertinya, tua bangka itu sedang berada di restoran ini, itulah kenapa tangan kanannya membawa Karina kesini.

"Ah, you finally came, my beautiful warrior."

mysaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang