"Dari mana kamu, Evan? jawab jujur."
Saat ini, Evan dan Karina masih berdiri berhadapan di dalam kamar. Keduanya saling memandang. Evan menatap Karina dengan wajah panik, sementara Karina dengan tatapan yang tajam.
Karina baru saja menunjukkan foto pada Evan, lebih tepatnya postingan salah satu teman kuliahnya. Postingan itu baru dipost beberapa menit yang lalu, dan tidak ada Evan yang duduk bersama mereka di foto itu.
"Aku habis ketemu sama mereka," jawab Evan, yang sudah berhasil menyembunyikan wajah paniknya.
"Terus kenapa kamu gak ada di foto itu?" tanya Karina.
"Aku pulang duluan dari mereka, makanya gak ada aku di foto itu," jawab Evan, dengan wajah yang terlihat yakin.
"Kamu liat kan postingan itu baru berapa menit yang lalu? aku udah pulang dari tadi, Karina, perjalanan dari sana ke rumah aja setengah jam," tutur Evan lagi.
Karina masih memperhatikan dengan seksama, menyaksikan kebohongan suaminya yang begitu meyakinkan.
"Temen-temenku mungkin tadi lupa ngajak foto bareng, baru inget setelah aku udah pulang duluan."
Karina menghela nafasnya kasar dan memutar bola matanya, menunjukkan ketidakpercayaan. Ia berbalik dan hendak berjalan pergi, namun Evan segera mengikutinya.
"Kenapa? kamu gak percaya sama aku?" tanya Evan, berjalan di belakang Karina.
Karina sampai di depan sebuah laci dan mengambil sebotol red wine yang tersimpan rapih di dalamnya. "Jawabanmu gak meyakinkan," ucapnya.
Evan tersentak mendengarnya. "Apa yang gak meyakinkan? emang kenyataannya kaya gitu," ucapnya.
"Masa iya temen-temenu gak ngajak kamu foto bareng dulu sebelum kamu pulang? gak masuk akal," jawab Karina, sembari membuka wine itu dan menuangkannya di gelas yang tersedia di atas nakas.
"Kan aku udah bilang, mereka mungkin lupa, kita tadi udah terlalu asik nongkrong makanya gak kepikiran," ucap Evan, masih bersikeras dengan jawabannya.
Karina tersenyum miring dan meminum wine nya. Ia belum menatap suaminya yang masih panik di belakangnya sekarang.
Kini Evanpun menarik lengan Karina agar berbalik dan menatapnya.
"Coba, mana foto kamu sama Mery?"
Tiba-tiba Evan bertanya seperti itu, membuat Karina mengernyit.
"Hah?"
"Iya, mana foto kamu sama Mery? kamu juga habis main kan sama dia? kalian pasti foto-foto kan kalo lagi ketemuan?" ucap Evan.
Karina tercengang. Laki-laki ini malah membalikkan pertanyaan itu padanya?
Suasana tegang diantara mereka semakin terasa. Karina mencengkram kuat gelas wine yang ia pegang, mulai merasa muak dengan semua ini.
"Aku gak sempet foto sama Mery," jawab Karina, yang memang tak memiliki foto apapun dengan Mery setelah mereka bertemu tadi.
Bukan hanya karena mereka jarang berfoto ketika sedang bertemu, namun juga karena Karina buru-buru pergi dan menyudahi pertemuan mereka setelah mendapatkan pesan dari Dian.
"Tuhkan? kamu gak ada foto sama Mery, itu artinya, wajar banget buat orang lupa atau gak kepikiran buat foto sama temennya waktu ngumpul-ngumpul," tutur Evan.
"Kamu nuduh aku bohong ke kamu, cuma karena aku gak ada di foto itu, tapi kamu juga gak bisa buktiin ke aku kalo kamu beneran ketemuan sama Mery, dan aku gak curiga sama sekali sama kamu, Karina," tutur Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
mysavior
RomantizmKarina meninggalkan Wira, kekasihnya yang setia namun tak bergelimang harta. Perempuan berdarah Bali itu memilih dipersunting oleh Evan, si kaya raya yang tak pernah cukup dengan satu wanita, namun ia yakini merupakan penyelamat dalam hidupnya. ⚠️CW...