Hampir dua minggu sudah terlewat.
Saat ini di dalam sebuah ruang pemeriksaan Rumah Sakit, Karina duduk di tepi kasur, ia baru saja melakukan tindakan pengangkatan implan kontrasepsi yang dilakukan sesuai jadwal dan prosedur.
Karina duduk dan mengatur nafasnya. Ia sudah sempat merasa tenang, namun entah kenapa setelah implan penunda kehamilannya selesai diangkat, ia jadi kembali merasa panik.
Fakta bahwa Karina akan kembali memasuki masa suburnya, membuatnya sedikit ketakutan. Karina sadar dirinyalah yang akhirnya mengiyakan ajakan Evan untuk memulai usaha untuk hamil dan berkeluarga, namun entah kenapa kini dadanya terasa sesak.
Karina melihat Evan yang berjalan mendekatinya, setelah mengobrol dengan seorang suster.
"Kamu gakpapa sayang?" tanya Evan, menyentuh pipi Karina dengan lembut.
"Gakpapa," jawab Karina tersenyum kecil.
"Kata suster kita udah boleh pulang, kamu mau mampir dulu, jajan diluar?"
Karina mengangguk. "Mau," jawabnya.
Kini Evanpun membantu Karina berdiri. Setelah itu ia peluk istrinya dengan erat.
"Makasih, Karina."
Evan berterima kasih pada Karina, membuat Karina mengernyit bingung.
"Makasih apa?" tanyanya, tanpa melepas pelukan suaminya.
"Makasih mau nurutin keinginan aku, makasih masih mau ngasih aku kesempatan sekali lagi, makasih buat semuanya."
Evan melepas pelukannya, kemudian menatap wajah istrinya dan memegang kedua tangannya.
"I love you," ucap Evan, sebelum mengecup pipi Karina dengan lembut.
Karina tersenyum kecil. Ia menatap Evan yang sudah menatapnya juga.
"I love you Van," sahut Karina.
Keduanya hendak berciuman, namun kemudian Karina teringat mereka sedang berada di rumah sakit.
"Ayo, pergi sekarang aja," ucap Karina, segera mengambil tasnya dari atas tempat tidur.
Evan mengangguk dan tersenyum. Mereka berdua akhrinya mengucapkan terima kasih pada suster yang sedari tadi membantu dan menemani disini setelah dokter pergi.
Pasangan suami istri itu bergegas menuju sebuah cafe. Evan mengatakan ia ingin membeli kue tiramisu untuk istrinya yang direkomendasikan orang kantor padanya.
***
Di dalam sebuah cafe yang tidak terlalu ramai, Karina dan Evan duduk berhadapan, dan menyampingi jendela yang tembus langsung ke area taman.
Keduanya memilih disini, sebab suasana dan pemandangannya begitu menenangkan.
"Gimana? masih degdegan?" tanya Evan, pada istrinya yang sempat jujur bahwa ia merasa gugup sebelum berangkat ke Rumah Sakit.
"Udah enggak kok," jawab Karina, kemudian menyendok tiramisu dessert yang Evan belikan untuknya.
"Tiramisunya? enak?" tanya Evan.
Karina mengangguk-angguk. "Enak banget," jawabnya jujur.
"Siapa yang rekomendasiin ini ke kamu?" tanya Karina penasaran.
"Dian, hahaha.." sahut Evan.
"Aku udah kasih tau Dian soal kamu hari ini, terus aku nanya habis dari RS enaknya bawa Karina kemana, biar seneng, kata dia ajak kesini aja, tempatnya bagus dan tiramisunya enak."

KAMU SEDANG MEMBACA
mysavior
RomanceKarina meninggalkan Wira, kekasihnya yang setia namun tak bergelimang harta. Perempuan berdarah Bali itu memilih dipersunting oleh Evan, si kaya raya yang tak pernah cukup dengan satu wanita, namun ia yakini merupakan penyelamat dalam hidupnya. ⚠️CW...