Chapter 51. Terbongkar Sejak Lama

6.2K 669 48
                                    

Saat ini di garden cafe yang sepi dan hanya didatangi oleh sepasang suami istri, Evan menatap Karina di hadapannya. Ia dan istrinya sedang menikmati sore yang sejuk di cafe ini, ditemani dua cangkir kopi serta pastry sebagai pelengkapnya.

Karina mencelupkan sobekan pastry ke dalam cangkir kopi panasnya. Ia tersenyum senang mengunyah cemilan sorenya hari ini.

"Kok kamu gak makan juga? dari tadi ngeliatin aku doang," ucap Karina pada Evan di depannya.

"Aku tau aku cantik kaya Greek Goddess, tapi gak usah segitunya juga kali Van."

Evan tak kuasa terkekeh geli mendengarkan penuturan istrinya. Ia mengangguk-angguk. "Emang iya sih," ucapnya mengakui.

Karina ikut tersenyum. Ia meminum kopi susunya dan kembali menatap Evan.

"Ada apa? kamu mau ngomong sesuatu sama aku?" tanya Karina.

Evan mengangguk. "Aku pengen ngajak kamu jalan-jalan lagi, Karina."

"Hah? kan belum lama kita jalan-jalan," sahut Karina mengernyit.

"Iya, tapi udah pengen jalan lagi, kita ambil weekend lagi aja kaya waktu itu, biar gak ngeganggu kerjaan," tutur Evan.

Karina tersenyum mendengarnya. "Mau kemana emang?" tanyanya.

Evan mendekatkan tangannya dan menggenggam tangan Karina dengan erat. Ia terlihat berpikir sesaat.

"Gak tau sih, aku gak kepikiran kemananya, aku cuma pengen pergi jauh aja sama kamu, berduaan sama kamu ke tempat yang belum pernah kita datengin sebelumnya," ucap Evan.

Karina mengangguk-angguk. "Ehm.. what about London?"

Evan begitu tersentak mendengarnya. Ia menatap istrinya dengan wajah kaget.

"London??" tanya Evan.

"Ehm," jawab Karina tersenyum. "Kalo ngomongin soal tujuan pergi, sekarang aku kepikirannya ke London terus, mungkin karena lagi sering mikirin Vanessa dan gimana nasib dia disana," tutur Karina.

Evan mengerjap. Benar juga, ia hampir lupa bahwa Karina pernah menceritakan soal Vanessa, sahabatnya yang tinggal di London, dan baru saja mengalami pemecatan dari kantornya.

"Yaudah, gimana kalo kita ke London? biar sekalian kamu temu kangen sama temenmu?" ucap Evan.

"Ya gak mungkin lah, perjalanan kesana aja udah seharian Van, makan banyak waktu," tutur Karina.

"Tapi katanya kamu pengen kesana??" ucap Evan.

"Pengen, tapi nanti kalo udah ada waktu senggang, dan gak bakal ngajak kamu juga, palingan sama Mery," tutur Karina.

"K-kenapa gak sama aku?" tanya Evan tersentak.

"Ya kan kamu sibuk Van, aku kalo kesana minimal lima hari kerja, gak mungkin kan kamu libur lima hari," tutur Karina.

Evan menelan ludahnya. Benar juga. Ia bisa dihajar oleh ayahnya jika tiba-tiba minta cuti lima hari.

"Udah nanti aja kita pikirin soal jalan-jalan," ucap Karina.

"Yaudah, tapi aku mau bilang sekarang ke Dian kalo Sabtu ini aku udah ada kegiatan, soalnya suka ada partner yang ngajak ketemuan di weekend," ucap Evan.

Karina mengernyit mendengarnya. "Kok Dian? bukannya jadwal kamu urusannya Mia?" tanyanya.

Evan seketika terdiam mendengar nama itu. Ia menghela nafas pelan dan menatap Karina dengan seksama.

"Mia udah gak kerja lagi mulai hari ini, aku udah mutus kontrak kerjanya," tutur Evan.

Kedua mata Karina seketika membulat. Ia menatap Evan dengan tatapan tak percaya.

mysaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang