Chapter 48. Letting Her Win (18+)

6.1K 545 96
                                    

Saat ini di sebuah restoran yang cukup mewah, Karina duduk dan terdiam merenung. Ia memperhatikan laki-laki yang berada di hadapannya, sedang memesankan makanan untuk mereka berdua.

Karina sembari mengingat obrolannya dengan Mia sore tadi, sebelum jam pulang tiba dan ia pergi ke restoran ini untuk makan malam bersama suaminya, sesuai rencana.

"Karena tadi siang kamu bilang udah minum wine, aku gak pesen lagi wine nya," ucap Evan, setelah waiter meninggalkan meja mereka.

"Kenapa?" tanya Karina.

"Gak boleh kebanyakan," jawab Evan.

"Terus mesen apa?"

"Aku pesenin yang non-alkohol aja," jawab Evan.

Karina menghela nafasnya kasar. "Red wine gak terlalu tinggi alkoholnya," ucapnya.

"Iya tapi kan gak sehat kalo kamu minum itu terus," sahut Evan lagi, sambil menggenggam tangan Karina dengan erat.

Karina yang mendengar itu mengernyit, kemudian ia menghela nafas kasar.

"Kenapa sayang? kamu keliatan gusar daritadi?" tanya Evan, yang belum melepas genggaman tangan Karina, namun Karina hanya menggeleng.

Tiba-tiba ponsel Karina berbunyi. Karina melepaskan tangan Evan untuk mengambil ponselnya di dalam tas. Ia mengernyit, melihat nama adik iparnya.

"Siapa?" tanya Evan.

"Julian," jawab Karina. "Ngapain dia nelfon?" gumamnya, hendak mengangkat.

Namun belum sempat Karina menekan tombol angkat, Evan sudah keburu merebut ponselnya, membuat Karina sedikit tersentak.

Evan melihat nama Julian, kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Hm? kenapa Jul?" ucap Evan.

Di balik telfon, Julian juga tersentak. Laki-laki itu pasti bingung menyadari bukan Karina yang mengangkat telfonnya.

"Karina lagi dinner sama gua, lo emang ada urusan apa sama istri gua?"

Suasana hening seketika menyeleimuti. Julian di balik telfon tak menyahuti kakaknya, dan Evan menebak laki-laki ini sedang merasa kesal padanya.

Sementara Karina hanya terdiam dan memperhatikan, sambil menumpu pipinya menggunakan tangan.

Julian terdengar berdecak kesal dan mematikan panggilan telfonnya. Evanpun menatap layar ponsel istrinya dan menatap Kairna lagi di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Karina.

"Julian mau ngobrol sama kamu, pas aku tanya ada urusan apa, malah dimatiin," tutur Evan, sembari memblokir nomor ponsel Julian di ponsel istrinya, sebelum mengembalikannya pada Karina.

Waiter datang dan membawakan minuman untuk mereka berdua. Keduanyapun mencicipi minuman mereka masing-masing dan kembali menatap satu sama lain.

"Apa Julian sering nelfon kamu kaya gini?" tanya Evan.

Karina mengernyit. Ia sudah membuka mulut hendak menjawab, namun kemudian ia terpikirkkan sesuatu hal.

Karina menatap Evan di hadapannya. Apakah Evan masih cemburu pada adiknya sendiri?

"Lumayan sering," jawab Karina sembari meletakkan ponselnya lagi ke dalam tas, tak menyadari bahwa Evan sudah memblokir nomor Julian dari sana.

"Kalo gitu mulai hari ini, jangan angkat telfon Julian," ucap Evan, membuat Karina mengernyit.

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan, kalo ada hal penting yang mau disampein, dia bisa sampein dulu ke aku," ucap Evan.

mysaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang