Chapter 14. Puncak Komedi (21+)

12.5K 472 88
                                    

⚠️trigger warning! Bipolar Disorder
p.s dari chapter ini dan seterusnya ceritanya mulai dark dan disturbing ya 🙏🏻

***

Chapter 14. Puncak Komedi (21+)

Di dalam ruangan khusus pengantin perempuan, Karina berdiri menatap cermin. Wajahnya sudah terpoles make up, tubuhnya terbalut gaun berwarna putih yang mewah dan terlihat sempurna dikenakan olehnya.

Dua orang asisten sedang memasangkan veil di kepalanya, kain panjang lembut dan tembus pandang berwarna putih yang akan melengkapi penampilannya hari ini.

Karina menatap wajahnya sendiri di pantulan cermin. Ia melihat betapa menawan dirinya saat ini.

Hari ini Karina akan menikah, sesuatu yang tak ia sangka akan ia lakukan begitu cepat. Satu tahap telah berhasil ia lakukan, selanjutnya apa?

"Bu Karina?"

Karina menengok. Ia melihat seorang perempuan yang berdiri di dekat pintu, mengenakan gaun hitam yang ia pilihkan, dan menatapnya dengan wajah gusar.

"Tolong keluar dulu ya," ucap Karina pada dua orang asisten yang sedang membantunya di dalam ruangan.

"Bu Karina udah harus siap tiga puluh menit lagi bu," ucap salah satu asisten tersebut, yang diangguki oleh Karina.

Kini dua orang asisten tersebut berjalan keluar dari ruangan pengantin, sementara perempuan yang tadi masuk segera menutup pintu dan buru-buru berjalan ke arah Karina.

"Ada apa, Dian?" tanya Karina.

Dian yang sudah berdiri di depan Karina kini menelan ludah. Ia berusaha menenangkan dirinya dan mengatur debaran jantungnya yang tak karuan.

"Ada sesuatu yang baru saya temuin," ucap Dian, menatap Karina dengan tatapan ragu.

"Give it to me," ucap Karina.

"Maaf kalo saya terlalu telat ngasih tau ini," ucap Dian, sembari memberikan dua lembar kertas yang dilipat pada Karina.

Karina yang menerima itu langsung membukanya satu persatu, dan membaca keduanya secara bersamaan, sementara Dian menunggu dengan gugup.

Kedua mata Karina membulat. Ia menatap isi kertas itu tak percaya.

"Are you f*cking kidding me?" gumam Karina, membuat Dian seketika menelan ludahnya.

Karina merasakan jantungnya yang berdebar kencang. Mulutnya sedikit terbuka, sangking kagetnya ia membaca isi kertas itu.

Dian yang berdiri di depan Karina hanya bisa menyatukan kedua tangannya di depan dan menunduk. Ikut merasakan ketersentakan yang dirasakan oleh Karina.

Karina pasti sangat shock dan sakit hati harus mendengar kenyataan pahit ini, tak lama setelah Dian datang ke rumahnya dan membeberkan rahasia menyangkut calon suaminya.

"Oh my god.." Karina memejamkan mata dan mencengkram kertas tersebut, berusaha menahan sabar yang sudah ia lakukan sejak dulu.

"Semalem saya lagi ngecek semua transaksi yang dilakuin pak Evan, sesuai permintaan pak Rian, dan saya baru sadar ada transaksi itu," ucap Dian, menjelaskan.

"Kayanya pak Evan lupa ngehapus, karena biasanya kalo transaksi buat perempuan itu, bakal langsung dia hapus, atau dia pake kartu lain supaya riwayat transaksinya gak ketauan sama pak Rian."

Karina yang mendengar itu tersenyum miris. "That motherf*cker," ucap Karina, kembali mengumpat.

Tok tok!

mysaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang