Chapter 41. Hujan dan Kekecewaan

5.4K 514 118
                                    

Pagi ini ini di ruang makan rumah keluarga Sanders yang begitu mewah, Karina sedang sarapan bersama suami dan keluarga suaminya. Momen makan pagi itu berlangsung hangat, diiringi obrolan ringan diantara mereka.

"Natya, tolong bikinin telur ya." Evan berucap, memerintahkan salah satu ART di rumah mereka yang bernama Natya, untuk membuatkan telur untuknya sarapan.

"Baik pak Evan, tunggu sebentar." Natya menyahuti dan segera berjalan menuju ke dapur, meninggalkan keluarga Sanders yang kini melanjutkan obrolan mereka.

"Jadi gimana vacation nya? seru?" tanya Sophia, ibu mertua Karina yang duduk di hadapannya.

"Seru ma, walaupun singkat tapi berasa banget, bikin stress jadi berkurang," tutur Karina

"That's very nice to hear," ucap Sophia.

"Kapan-kapan lagi ya yang?" ucap Evan, membuat Karina menengok padanya.

"Boleh," sahut Karina. Keduanya kini sama-sama tersenyum sambil saling memandang.

"Hah.. jadi ngiri." Ucapan itu membuat semua orang menengok pada Yohanes.

Yohanes menatap istrinya, Laura, yang duduk di sampingnya. "Ayo beb, kita liburan juga?" ucapnya.

Laura tersenyum. "Boleh, mau kemana?" sahutnya.

"Waduh waduh, kenapa jadi demam liburan gini semuanya?" ucap Rian melihat Yohanes dan Laura yang kini sudah mulai merencanakan liburan mereka.

Kini Rian menatap istrinya di sampingnya yang sudah kembali melanjutkan makan.

"Apa kita liburan juga ma?"

"Gak," sahut Sophia segera, membuat Rian menelan ludah.

Karina dan Evan yang menyaksikan itu terkekeh geli. Sophia kini menatap tajam pada suaminya, membuat Rian semakin ciut.

"Gakpapa kali ma, sekali-sekali," ucap Evan pada sang ibu.

Suasana di ruang makan semakin terasa hangat dengan canda tawa yang menyelimuti. Karina yang sedari tadi tersenyum, memperhatikan mereka yang terlihat begitu senang berada di dekat satu sama lain.

"Pak Evan, ini telurnya."

Natya sudah kembali ke ruang makan dan menyajikan sepiring omelet di hadapan Evan. Ia juga membawa dua piring kecil, berisi dua jenis keju yang bisa Evan gunakan sebagai topping untuk telurnya yang masih panas.

"Perfect, thank you," ucap Evan.

Natya tersenyum senang kemudian berjalan pergi. Karina dapat melihat perempuan itu yang belum berhenti tersenyum sepanjang dirinya berjalan ke arah dapur.

Kini Karina melihat ke arah piring makanan yang sedang disantap oleh Evan. Jenis omelet itu sangat spesifik. Beberapa jenis daging dan sayuran tercampur sempurna di dalamnya.

Padahal, Evan hanya meminta untuk dibuatkan telur, namun ART bernama Natya itu seperti sudah tahu apa saja yang Evan kehendaki di dalam ataupun di atas telurnya.

Ini bukan pertama kali hal ini Karina saksikan semenjak ART itu kembali bekerja di rumah ini. Apakah sejak dulu Natya memang seseorang yang paling sering diminta memasak oleh Evan? batinnya.

***

Tanpa terasa, jam kerja sudah dimulai di kantor. Evan dan Karina sudah duduk di kursi mereka masing-masing.

Evan mulai disibukkan dengan pekerjaannya, begitupula Karina. Namun sedari tadi, Karina banyak melirik ke arah suaminya.

Sudah berapa hari terlewat, sejak Karina dan Evan bertengkar.

mysaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang