"Nama saya Natya, saya mantan ART di rumahnya pak Evan."
Suasana hening masih menyelimuti, setelah Natya berucap di hadapan Evan dan Mia yang menatapnya dengan seksama. Mereka masih berada disini, di dalam area kantor yang sepi karena hari yang sudah mulai gelap.
Mia yang masih melingkarkan tangannya di lengan Evan, seketika mengernyit. Ia menatap bingung ke arah perempuan di depannya.
"Mantan ART..?" gumam Mia.
"Iya bu, saya dulu pernah kerja di rumah pak Evan, saya udah kerja betahun-tahun disana."
"Terus?? ngapain pembokat kaya lo dateng ke kantornya Evan?? ada urusan apa??" tanya Mia.
Natya terlihat tersentak mendengar penuturan Mia. Ia juga melihat tatapan Mia yang begitu tajam padanya.
Semua ini persis seperti apa yang pernah seseorang katakan pada Natya. Orang itu mengatakan padanya bahwa dirinya akan langsung direndahkan, tepat setelah ia menunjukkan wajahnya di hadapan Mia.
"Ah, mau minjem duit ya?" tanya Mia, dengan tatapan yang remeh. Perempuan itu tersenyum miring.
Mia menengok pada Evan di sampingnya. "Jangan dikasih Van, orang miskin kaya dia biasanya ngutang itu buat bayar utang lagi, hidupnya gitu terus sampe mati," ucap Mia tersenyum.
Evan masih terdiam sedari tadi. Jantungnya berdebar kencang, sama sekali tidak menyangka Natya akan menunjukkan dirinya disini sekarang.
Sementara Natya kini mengepal tangannya kencang. Tatapannya yang sempat dipenuhi keraguan, kini berubah jadi tajam. Ia menatap Mia dengan serius.
"Saya mau minta waktu berdua dulu sama pak Evan, ada hal penting yang mau saya bicarain," ucap Natya.
Kedua mata Mia seketika membulat mendengarnya. "Hah??" ucapnya. "Lo mau ngobrol berduaan sama Evan?? ngapain?? jangan kegatelan lo!"
"Maaf, tapi ibu ini juga simpenannya pak Evan kan?" ucap Natya seketika. "Ibu bukan istrinya pak Evan, jadi tolong jangan halangin saya-"
"Apa lo bilang?!" Mia segera memotong ucapan Natya. Ia semakin tercengang mendengarnya.
"Berani banget lo nyebut gua simpenan??" ucap Mia, benar-benar tercengang.
Dengan emosi yang meluap, Mia segera melepaskan tangan Evan dan berjalan menghampiri Natya. Namun Evan segera menahannya. Evan menarik kembali Mia agar mendekat padanya.
"Van! apa-apaan sih ni pembantu kamu?? kenapa songong banget??" ucap Mia, menatap Evan tak percaya.
Evan tetap menahan Mia agar tidak menghampiri Natya. Sedari tadi Evan tak mendengarkan obrolan mereka, sebab ia hanya fokus menatap kotak kecil yang dibawa oleh Natya di tangannya.
Entah kenapa, perasaan Evan tak enak melihat kotak tersebut.
"Natya, apapun yang mau kamu bicarain ke saya, bisa kamu bicarain lain waktu, saya sama Mia lagi buru-buru," ucap Evan, tersenyum kecil pada mantan ART tersebut.
Kini Evanpun berjalan bersama Mia, melewati Natya.
Evan terus memegang tangan Mia dan menahan agar perempuan itu tidak menyerang Natya. Mia memberontak sebab ia sangat ingin menampar mantan ART itu.
Kini Evanpun sudah membawa paksa Mia ke dalam lift. Pandangan Evan kembali bertemu dengan pandangan Natya diluar lift. Perempuan itu menatapnya dengan serius, sambil memegang kotak kecil di tangannya.
Evan menelan ludah. Apa sesungguhnya isi kotak itu? mungkinkah..?
"Evan!"
Evan mengerjap tersadar. Ia sontak melihat kekasihnya yang berdiri di sampingnya sekarang, tangan masih digenggam erat olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mysavior
RomanceKarina meninggalkan Wira, kekasihnya yang setia namun tak bergelimang harta. Perempuan berdarah Bali itu memilih dipersunting oleh Evan, si kaya raya yang tak pernah cukup dengan satu wanita, namun ia yakini merupakan penyelamat dalam hidupnya. ⚠️CW...