Chapter 5. Hot Wine Kiss

7.6K 464 7
                                    

"Mia, jam kerja saya udah selesai, kamu bisa datang besok lagi kalau mau ngomongin soal kerjaan."

Evan berucap pada asistennya, yang masih berdiri di dekat pintu.

"B-baik pak," jawab perempuan itu, kemudian bergegas pergi dan kembali menutup pintu yang tadi ia buka tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Karina yang melihat itu kini menengok ke arah kekasihnya, Evan.

"Personal assistant?" tanya Karina, yang diangguki oleh Evan.

Karina kini terdiam memperhatikan kekasihnya dengan seksama. Ada kecurigaan yang tergambar jelas di wajahnya.

"Your 'special' personal assistant?" tanya Karina lagi, membuat Evan mengernyit.

"What do you mean?" tanya Evan.

"I mean, dia spesial atau enggak buat kamu?"

"Spesial gimana? dia cuma asisten aku, karyawan aku sama kaya Dian, gak ada yang spesial dari mereka berdua," tutur Evan.

"Terus kenapa dia keliatan santai banget ngadepin kamu Evan? dia bahkan gak ngetok pintu tadi," tutur Karina.

Evan menghela nafasnya pelan. "Sama kaya Dian, Mia juga punya ciri khasnya sendiri," tutur Evan.

"Dian orangnya kaku dan gak enakan, kalo Mia lebih santai, dan kadang kelewat santai kalo ngobrol sama aku, kaya sama temen," tutur Evan.

"Tapi buat aku, di jam kerja maupun diluar jam kerja, dia tetep karyawan, gak lebih."

Karina mendengarkan penuturan Evan dengan seksama. Kini senyuman kecil tersungging di sudut bibirnya.

"You sure?" tanyanya, memastikan sekali lagi.

"Iya, Karina, kamu gak perlu ambil pusing soal itu."

Karina mengangguk pelan. "Oke kalau gitu," sahutnya akhirnya.

"Yaudah, ayo kita jalan, aku udah mulai laper," ucap Evan, masih memegang tangan Karina dan berdiri dari sofa.

Karinapun mengikuti kekasihnya. Keduanya mulai bergegas keluar dari ruangan dan menuju lift.

Karina melirik ke arah Evan yang berjalan di sampingnya. Laki-laki ini terlihat gugup, sejak perempuan bernama Mia itu masuk ke ruangannya.

Namun Karina tak mau memusingkan hal tersebut sekarang. Ia sudah cukup dibuat frustasi karena telfon dari ibunya tadi, sekarang ia akan menikmati waktunya dan memakan makanan lezat untuk menghilangkan beban di dalam pikirannya.

"Nanti pilihin wine yang paling enak ya?" ucap Karina pada kekasihnya, setelah mereka berdua masuk ke dalam lift.

Evan segera mengangguk dan mengeratkan genggaman tangannya di tangan Karina.

"Siap bosku," jawab Evan sambil tersenyum.

***

Tanpa terasa, satu bulan sudah terlewat semenjak Karina dan Evan jadian.

Selama sebulan ini, Karina sangat menikmati hari-harinya, terutama di akhir pekan ketika ia dan kekasihnya selalu menghabiskan waktu bersama setelah lelah bekerja.

Sama seperti hari ini, di Sabtu malam yang sudah jadi jadwal bagi Karina dan Evan untuk pergi kencan.

Karina memoleskan lipstick merah di bibirnya, untuk menyempurnakan make up yang cukup natural di wajahnya. Ia tersenyum menatap dirinya sendiri.

Balutan black dress yang ketat dan membentuk tubuhnya, selalu jadi favoritnya. Karina punya belasan dengan model yang berbeda, sangking sukanya ia pada warna itu.

mysaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang