Chapter 28. You can't Save Me

4.2K 394 47
                                    

"Nyokap gua kelilit hutang yang jumlahnya diluar akal manusia."

Saat ini, Karina masih berada di kamar kostan Julian. Ia sedang duduk di atas kasurnya, dan menghadap laki-laki yang sudah memaksanya untuk bercerita.

"Berapa?" tanya Julian, yang terlihat mendengarkan dengan seksama.

Karina menelan ludahnya. "Gak tau angka tepatnya, tapi nyokap gua bilang diatas lima puluh milyar."

"What the f*ck?" Julian mengumpat karena tersentak. Kedua matanya membulat.

"Nyokap lo ada kebutuhan apa sampe minjem sebesar itu??" tanya Julian.

"Enggak Jul, ini bukan hutang biasa, ini hutang turun temurun," sahut Karina.

"Nyokap gua bilang, ini hutang yang awalnya dipinjem sama nenek dan kakeknya, terus turun ke orangtuanya, dan turun lagi ke dia, yang artinya hutang itu udah berjalan puluhan tahun," jelas Karina.

"Awalnyapun gak segitu jumlahnya, sekitar lima belas milyar yang dipake kakeknya nyokap gua buat bangun perusahaan, tapi ternyata gagal dan bangkrut, pihak yang dia pinjem ini gak punya hati makanya sekarang hutangnya jadi membengkak sebesar itu," lanjutnya.

"Gila.." Julian masih begitu tersentak mendengarnya, tak menyangka lilitan hutang seperti ini benar-benar terjadi.

"I know, It's really crazy, nyokap gua juga gak pernah jujur sama gua sampe hutangnya makin bengkak, dia baru ngasih tau setelah diancem ini itu," tutur Karina.

"Diancem ini itu?? diancem apa maksudnya??" tanya Julian.

Karina menelan ludahnya. Ia tidak mau berbohong, namun disaat yang sama, tidak berani untuk menceritakan keseluruhan cerita dan kegelapan di dalamnya. Ia yakin jika dirinya ketahuan membeberkan tentang bisnis 'gelap' yang mereka lalukan, hal tersebut akan berdampak buruk padanya.

"Mereka ngancem bakal nyerang keluarga gua dan bikin hidup gua gak tenang setiap harinya," tutur Karina.

Julian kembali tercengang mendengarnya. "Terus bokap lo?? bokap lo orang kaya kan?? kenapa lo gak minta tolong ke dia?? dia pasti bisa ngelunasin utang itu," ucap Julian.

Namun senyuman miris langsung tersungging di bibir Karina. "That man is a loser, don't expect too much from a loser," sahutnya.

"Serius?? dia lepas tangan??" tanya Julian, benar-benar tak percaya.

Julian memang sudah pernah mendengar soal hubungan buruk antara Karina dengan ayahnya yang bernama Kevin. Kevin memilih meninggalkan keluarganya di Bali demi perempuan lain yang kini sudah jadi istrinya sekarang, dan hidup bersama istri baru tersebut beserta anak-anak tirinya di Jakarta.

"Inilah alasan kenapa Kevin itu gak pantes disebut sebagai seorang ayah, ayah macam apa yang ngebiarin keluarganya kelilit hutang sebesar ini??"

Tangan Karina mengepal kencang, namun kedua matanya mulai berlinang tanpa bisa ia tahan, mengingat ayahnya sendiri.

"Semua orang nyalahin gua karena gua gak ngebolehin Kayla berhubungan baik sama ayahnya, tapi mereka gak tau betapa jijiknya gua liat Kevin yang udah lepas tangan dan ngebiarin hidup Kayla dalam bahaya tanpa mau nolongin sedikitpun??"

"Si bangs*t itu gak pantes bahkan sekedar dipeluk sama Kayla, dia gak pantes dapetin cinta dalam hidupnya bahkan dari anaknya sendiri."

Airmata Karina mulai mengalir satu persatu. Ia mengusapnya dengan pelan agar tidak mengenai pipinya yang saat ini memar.

Karina menatap Julian dengan kedua matanya yang basah.

"Sorry, this is embarrassing," ucapnya, merasa begitu malu karena pecah dalam tangisan di depan adik iparnya sendiri.

mysaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang