Pagi hari di depan pagar sebuah rumah yang begitu besar, Evan baru saja turun dari mobilnya. Laki-laki yang sudah mengenakan pakaian kerja itu memencet bel, berharap ada yang segera mengizinkannya masuk.
Setelah cukup lama menunggu disana, gerbang tersebut akhirnya dibuka dari dalam. Evan mendekat untuk menghampiri seseorang yang ia pikir adalah penjaga.
Namun dugaannya salah, bukan penjaga yang menyambutnya, melainkan pemilik dari rumah besar ini, Meryana.
"Evan?" ucap Mery, menatapnya dengan wajah yang tenang.
"Mery," sahut Evan.
Keduanya saling menatap dalam keheningan. Mery seperti sudah menduga apa tujuan Evan datang ke rumahnya pagi-pagi seperti ini.
"Karina belum bangun, lagian bukannya kemaren aku udah bilang biar aku aja yang anter dia pulang hari ini? ngapain kamu dateng lagi?" tanya Mery.
Evan yang mendengar itu menelan ludahnya. Ia berharap istrinya berubah pikiran dan bersedia ia ajak pulang, itulah kenapa Evan memilih datang lagi.
"Kalo nanti Karina udah bangun, tolong kasih ini," ucap Evan, mengambil sesuatu dari mobilnya dan memberikannya pada Mery, sebuah bouquet bunga mawar.
Mery menerima itu dan menatap Evan yang kembali memperhatikannya dengan wajah serius.
'Terus, kalo dia udah bangun, boleh tolong kabarin juga?" ucap Evan.
"Mau ngapain emang?" tanya Mery.
"Mau nelfon, mau langsung ngobrol sama dia," sahut Evan.
Mery yang mendengar itu menghela nafasnya pelan. Iapun mengangguk. "Yaudah," ucapnya.
"Makasih Mery," ucap Evan. Laki-laki itu akhirnya kembali menuju ke mobilnya, sementara Mery masuk ke dalam pagar rumahnya.
Mery terdiam sesaat menatap flower bouquet di tangannya. Ia tidak ingin menerima ini, ataupun mengiyakan Evan ketika memintanya mengabari jika Karina sudah bangun.
Akan tetapi, Mery sadar bahwa dibandingkan dirinya, Evan jauh lebih memiliki hak atas Karina. Mau bagaimanapun, Evan tetaplah suami Karina. Keduanya memutusakan untuk menikah yang artinya mereka berhak atas satu sama lain.
Kini Merypun berjalan menuju ke rumahnya. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya dimana Karina sudah bangun sekitar sepuluh menit yang lalu.
***
"Ini, dari Evan."
Saat ini, Mery sudah duduk di tepi kasurnya. Ia melihat ke arah Karina yang duduk dan bersandar, masih menutupi tubuhnya dengan selimut.
Karina yang wajahnya terlihat pucat dan lemas, kini melihat ke arah karangan bunga mawar yang diberikan Mery padanya. Karina menerima buket itu dan memperhatikannya dengan seksama.
Perpaduan warna oranye dan merah muda membuat buket ini terlihat begitu cantik. Aromanya yang semerbak dan menenangkan juga langsung terhirup di hidung Karina.
Flower bouquet ini mengingatkan Karina akan banyak hal, salah satunya adalah tentang bagaimana Evan dulu selalu memberikannya satu tiap mereka bertemu. Tidak peduli meskipun mereka sudah bertemu dua hari berturut-turut, Evan akan tetap membawa bunga untuknya tiap mereka bertemu lagi di esok harinya.
Hal tersebut sudah tak lagi Evan lakukan. Ia hanya memberikan bunga ketika dirinya meminta maaf pada Karina, seperti di pertengkaran mereka sebelumnya, dan saat ini.
Karina tersenyum miris. Evan juga membawa bunga untuk Mia, ketika menjenguk perempuan itu.
Apakah Evan juga minta maaf pada Mia, yang membuat hubungan mereka sudah membaik sekarang?

KAMU SEDANG MEMBACA
mysavior
RomanceKarina meninggalkan Wira, kekasihnya yang setia namun tak bergelimang harta. Perempuan berdarah Bali itu memilih dipersunting oleh Evan, si kaya raya yang tak pernah cukup dengan satu wanita, namun ia yakini merupakan penyelamat dalam hidupnya. ⚠️CW...