"Makasih Van, berkat lo yang gak dateng, gua jadi bisa quality time berduaan sama Karina."
Saat ini, Karina masih berada di depan gerbang rumah mertuanya yang begitu besar. Ia berdiri bersampingan dengan suaminya, yang kini berhadapan dengan adiknya, Julian.
Ucapan Julian langsung berhasil membuat kedua mata Karina membulat. Ia juga menyadari suaminya yang kini merasa begitu tegang karena ucapannya.
Bukankah laki-laki ini mengatakan hanya ingin memanasi Evan 'sedikit'? ini tidak sedikit, batin Karina.
"Hahaha!"
Julian tiba-tiba tertawa, membuat sauana hening diantara mereka bertiga kembali pecah.
"Canda Van, tegang amat muka lo," ucap Julian, memukul bahu Evan lebih kencang.
Kini Julian kembali menatap Karina yang juga tersentak menatapnya. "Kalo jalan-jalannya serius, gua emang habis bawa Karina jalan berduaan, istri lo sempet keliatan murung waktu di acara tadi, makanya gua berusaha hibur dia dengan jalan-jalan."
"Gua tau itu tugas lo sebagai suami, tapi karena lo nya gak ada, ya gua dengan senang hati gantiin, hahaha!"
Julian kembali tertawa karena ucapannya sendiri. Ia menatap Karina dan Evan secara bergantian.
"Yaudah, gua balik," ucap Julian. Laki-laki itu kembali menaiki motornya, dan memasang helmnya di kepala.
Julian melirik ke arah Karina, dan tersenyum pada perempuan itu.
Evan dapat melihatnya dengan jelas. Ia menelan ludahnya, menyadari Julian yang menunjukkan ketertarikan pada istrinya.
Kini adiknya itu bergegas pergi mengendarai motornya, meninggalkan Evan dan Karina yang masih berdiri terdiam di depan pagar.
Karina menengok ke arah Evan di sampingnya. Laki-laki itu masih memperhatikan Julian yang semakin lama semakin jauh dari pandangan mereka, sebelum akhirnya keduanya kembali memandang satu sama lain.
Karena tak ada satupun dari mereka yang berucap, akhirnya Karina berjalan menjauh, hendak masuk ke dalam gerbang.
Namun seketika, Evan menarik tangannya, membuat Karina terhenti dan kembali menatapnya.
"Kenapa kamu gak bilang ke aku, kalo jalan sama Julian?"
Pertanyaan itu terlontar dari mulut Evan, membuat Karina mengernyit.
"Kenapa harus bilang?" tanya Karina.
Evan terlihat tersentak. "Ya karena aku suami kamu, kenapa gak izin dulu?"
Senyuman miris langsung tersungging di bibir Karina. "Kamu.. beneran nanya gitu ke aku?" ucapnya, tak percaya sang suami benar-benar bertanya seperti itu padanya.
"Buat apa aku izin sama suami yang ninggalin aku sendirian? hm?"
"Buat apa izin sama kamu yang ngebiarin aku dipojokkin sama orang-orang yang gak aku kenal?"
Kedua mata Evan kini membulat. Ia dapat melihat amarah yang tertahan di wajah istrinya sekarang.
"Ngaca dulu sebelum ngomong, Van," ucap Karina.
"Kamu gak usah protes aku ngabisin waktu sama orang lain, gak usah protes aku seneng-seneng sama orang lain, disaat kamu juga lebih milih ngabisin waktu sama orang lain dibanding istrimu sendiri."
Karina berucap dengan penuh penekanan, sambil menatapnya dengan tajam.
"Julian hari ini, udah punya lebih banyak peran dalam hidup aku dibanding kamu sejak kita menikah."
![](https://img.wattpad.com/cover/272112351-288-k185324.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
mysavior
RomanceKarina meninggalkan Wira, kekasihnya yang setia namun tak bergelimang harta. Perempuan berdarah Bali itu memilih dipersunting oleh Evan, si kaya raya yang tak pernah cukup dengan satu wanita, namun ia yakini merupakan penyelamat dalam hidupnya. ⚠️CW...