17

346 67 19
                                    

Keputusan deva sudah bulat. dia akan mengikuti cara angga untuk membuat kakaknya kembali menjadi angga yang dulu. selain itu dia ingin membuktikan kalau salah satu dari Tunder itu adalah penyabab kecelakaan yang dialami.

"Gimana caranya gue ngikutin cara bang angga tapi ayah nggak tau?" Pikirnya serius. Ia mengaduk makanan di depannya sambil berpikir.

Pikirannya buyar kala melihat kakaknya yang baru datang dan duduk didepannya. Ia hanya diam melihat tanpa bicara.

"Ngapain lo lihat gue kayak gitu?" Tanya angga yang sedang mengambil lauk.

Deva menoleh ke samping dan ke kanan, kemudian kembali melihat angga.

"Lo nanya siapa?" tanyanya yang terlihat mengejek oleh angga.

"Lo" jawab angga ketus.

"Oh" ucap deva santai, lalu memasukan makanan ke dalam mulut.

"Pagi" sapa Nugraha yang baru datang dan duduk di kursi biasa dia duduk.

"Pagi" jawab kedua anaknya bersamaan. Hanya jawaban, tak ada senyum dari mereka.

"Kalian berantem?" Tanyanya pada kedua anaknya yang makan tanpa bicara atau saling melihat.

"Enggak, yah. ngapain berantem? Nggak penting" jawab deva.

"Gue juga males berantem sama lo" Sahut angga dan makan dengan santai.

Deva tidak menjawab ucapan angga, tapi hanya mengangkat jari tengah sebagai jawaban.

"Kalian ini kenapa jadi kayak gini, sih? Apa karena udah nggak ada bunda, jadi kalian berubah? Mana devano anggara yang dulu?  Ayah kangen sama anak ayah yang dulu"
Ucapan nugraha membuat deva menurunkan pandangannya dan makan dengan malas.

"Semua udah berubah, yah. Jadi nggak usah di kangenin yang dulu - dulu!" jawab Angga di sela mengunyah makanan.

"Cuma lo yang berubah, bukan" Deva menhentikan ucapannya karena deheman sang ayah.

"Sebenernya ada yang mau ayah omongin sama kalian, tapi--"

"Ngomong aja, yah. kalau bang angga nggak mau dengerin, biar deva yang dengerin" Sela deva.

Nugraha mengangguk. " Dev, angga, ayah ada kerjaan di surabaya selama satu bulan. Ayah bingung harus gimana?

"kalau ayah tolak, ayah bisa di pindah tugas ke bandung, tapi kalau ayah terima, ayah nggak tega tinggalin kalian selama sebulan.

"Apalagi bunda udah nggak ada. kalian juga ribut terus sekarang, jadi ayah bingung harus gimana?" Ia melihat kedua anaknya dengan sendu.

Deva merasa senang dalam hati karena bisa menjalankan rencananya tanpa sepengetahuan ayahnya.

"Ayah nggak usah bingung, daripada pindah tugas ke bandung mending ayah ke surabaya aja, yah.

"Deva nggak mau pindah sekolah ke bandung, jadi mending ayah ke surabaya aja. lagian kan cuma sebulan" jawab deva.

Nugraha mengangguk dan melihat angga. " kalau menurut kamu gimana, ngga?" Tanyanya.

"Terserah" jawab angga singkat.

"Bang angga juga udah bilang terserah, jadi ayah nggak usah ragu. Ayah nggak usah khawatir sama kita, yah. kita udah gede dan bisa jaga diri.

"Bang angga sama deva emang sering ribut, tapi kita saling sayang, kok" deva melihat angga."Iya kan, bang?" tanyanya sambil menendang kaki angga tanpa sepengetahuan ayahnya.

Angga melihat deva dengan kesal karena kakinya di tendang, tapi deva malah nyengir.

"Mm" jawab angga dan deva mengangkat ibu jarinya atas jawaban angga. setelahnya deva kembali melihat  ayahnya.

"Ayah dengar kan jawaban bang Angga?" tanya deva dan nugraha mengangguk sebagai jawaban.

"Ya udah kalau itu jawaban kalian, nanti jam Satu ayah berangkat ke surabaya" putusnya sambil melihat kedua anaknya.

"Deva, jangan lupa obatnya di minum. Kalau pinggangnya sakit bilang sama bang angga, ya!" Pesannya.

"Siap ayah" jawab deva dengan semangat.

"Angga, adek kamu belum sembuh banget. Dia masih harus chekup ke dokter untuk tau kondisi ginjalnya yang cidera.

"Ayah mohon sama kamu, anterin adek buat chekup setiap hari rabu, ya?" pintanya dan angga hanya mengangguk.

"Ayah hati-hati ya nanti. nggak usah khawatirin deva" kata deva yang diangguki sebagai jawaban dengan bibir mengulum senyum.

"Hati-hati, yah. kabarin aja kalau udah sampe" kata angga dan nugraha lagi-lagi mengangguk sebagai jawaban.

"Yah, deva berangkat dulu, ya" pamit deva dan pergi setelah mendapat jawaban dari ayahnya.

Setelah deva pergi, nugraha melihat angga yang masih makan."Bang, tolong di jagain adeknya, ya. Dia pasti sedih banget kamu berubah kayak gini" pintanya.

"Deva udah gede, nggak harus di jagain terus. Angga juga punya kesibukan, nggak cuma ngurusin atau jagain deva aja.

"Jadi tolong pengertiannya, yah. jangan minta angga jagain deva terus!" jawab angga dan beranjak dari duduk

"Angga berangkat dulu, nanti ayah hati-hati di jalan" pamit angga dan pergi setelahnya.

Nugraha melihat angga dengan sendu. Ia benar-benar tidak menyangka angga bisa berubah secepat itu.

"Bunda, aku bener-bener butuh kamu buat ngurus anak-anak. Saat ada kamu mereka begitu ceria dan saling menyayangi, tapi setelah kamu nggak ada... anak anak berubah, bunda" ia menunduk bersamaan dengan air mata yang jatuh ke wajahnya.

Angga berjalan santai ke garasi untuk mengeluarkan motor. Namun, Sampainya di garasi ia langsung  kesal melihat ban motornya kempes.

"Devano!" Peokiknya kesal setelah membaca tulisan di kertas yang ada di atas motor tertindih batu.

"NIH GUE KASIH DUIT BUAT NAEK OJEK"

"Brengsek banget sih lo, dev. seneng banget cari masalah sama gue" gerutunya dan mengeluarkan motor lamanya.

                        _______________

Deva tidak langsung sekolah, melainkan pergi ke basecamp menemui teman-temannya di sana. Sesampainya di basecamp deva di berondong pertanyaan oleh rion, evan dan aron.

"Lo ngapain sih ngajak kita kumpul pagi-pagi di basecamp?" Tanya evan.

"Iya nih, ngapain, sih?" Sambung rion

"Di sekolah kan bisa, dev. ngapain harus ke basecamp, sih?" Gerutu aron.

"Sorry kalau gue ngajak kalian kumpul di basecamp pagi-pagi gini" kata deva sambil melihat teman temannya.

"Gue cuma nggak mau aja bang angga lihat atau denger obrolan kita"lanjutnya.

"Emang apa yang mau lo omongin?" tanya rion.

"Kalian tau kan bang angga udah berubah sekarang? Dia juga gabung sama geng nggak bener menurut gue. sebagai adek, gue nggak rela abang gue jadi rusak karena salah  pergaulan" jelas deva.

"Terus lo mau ngapain?" tanya evan

"Gue mau abang gue balik lagi kayak dulu. Makanya gue mau kalian bantuin gue" jawab deva membuat ketiga orang yang duduk di depannya melihat dengan bingung.

"Bantuin apa?" tanya aron.

"Ajarin gue...balapan motor" jawab deva membuat mereka saling pandang satu sama lain untuk beberapa saat.

Bukan tanpa alasan deva minta mereka mengajari balapan motor. semua itu karena deva tau kalau aron paling sering ikut balapan liar dan evan juga rion sering mengotak atik motor sebelum di pakai balapan.

 
BERSAMBUNG

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang