"Sekarang lo lawan gue!" titah aiden membuat deva melihat aiden dengan bingung.
"Ngelawan lo? Tapi buat apa?" tanya deva dan aiden hanya tersenyum mendengarnya.
"Malah senyum doang lagi" gerutu deva.
"Buat liat kemampuan lo lah bego, pake nanya lagi" kata aiden dan memakai helm.
Deva dan aiden bersiap dengan motor masing masing, kemudian melajukan motor setelah evan selesai menghitung mundur. Mereka mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Deva tidak bisa melihat kelemahan aiden, tapi aiden bisa dengan mudah melihat kelemahan deva, walaupun hanya latihan, tapi balapan antara aiden dan deva terlihat sengit. Deva begitu ambisius mengalahkan aiden, tapi usahanya gagal karena aiden yang menang.
Tepuk tangan dan pujian dari lions dapat aiden dengar dan itu membuat nya senang. Sementara deva menunduk lesu karena kalah dari aiden.
"Nggak usah sedih gitu kali dev" kata aron sambil menepuk punggung deva.
"Kenapa gue bisa kalah ya?" kata deva dengan lesu, kemudian turun dari motor dan duduk setelahnya.
Aiden melihat deva dan melepas helm nya.
"Lo tau kelemahan gue?" tanya aiden dan deva menggeleng.
"Itu sebabnya lo kalah dev" kata evan dan deva mengangguk setuju.
"Gue tau kelemahan lo dev, makanya gue bisa dengan mudah ngalahin lo" kata aiden, membuat deva melihat nya.
"Emang apa kelemahan gue?" tanya deva.
"Lo terlalu berambisi untuk menang, lo panik kalau lawan ada di depan lo dan itu sangat mudah di manfaatkan untuk mancing emosi lo dev.
"Lo bisa celaka kalau yang lo fikir cuma menang. Jadi lo harus bisa mengontrol emosi dan ambisi lo saat balapan" jelas aiden.
"Wah...lo bisa sedetail itu lihat kelemahan lawan den, tapi lo juga jarang menang kan kalau balapan?" tanya rion dan aiden mengangguk.
"Gue ngalah untuk tau kelemahan lawan, gue nggak akan ngalah kalau taruhan nya besar dan menguntungkan" jawab aiden dan rion mengangguk.
"Keren lo den" puji aron
"Thanks" jawab aiden dan tersenyum, kemudian melihat deva.
"Mau latihan lagi?" tanya aiden
"Iya" jawab deva dan beranjak datik duduk nya.
"Sekarang lo latihan sendiri aja, kuasai tehnik dari kelemahan lawan dan kontrol emosi lo!" titha aiden dan deva mengangguk.
Deva menaiki motor nya dan melajukan nya dengan kecepatan tinggi.
"Den, si deva bener bener lo gembleng habis hari ini" kata aron sambil melihat deva yang sudah jauh.
"Ya gimana lagi, tuh anak kalau nggak di turuti bakalan nagih mulu kalau udah di janjiin" jawab aiden dan aron mengangguk setuju.
"Gaes, kalian harus jagain deva ya" kata aiden, membuat aron, rion dan evan melihat ke arah nya.
"Kenapa lo ngomong gitu? Apa dia dalam bahaya?" tanya evan
"Gue kasihan liat deva, berjuang demi kakak nya yang nggak perduli sama dia. Gue nggak akan bisa terus jagain deva karena gue juga punya kesibukan sendiri, tapi kalian kan satu sekolah sama deva, jadi kalian bisa jagain deva terus Dari kakak nya" jawab aiden dan mereka mengangguk mengerti.
"Misi gue itu cuma sampai angga keluar dari tunder dan deva bisa dapetin bukti kalau ada orang lain yang jadi penyebab dia kecelakaan, setelah itu gue akan menjauh dari deva" lanjut aiden, membuat mereka bingung mendengarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Anggara ✅
Novela JuvenilDevano anggara adalah adik kakak yang sama-sama memiliki sifat keras kepala dan bertindak sesuka hati yang berujung sebuah penyesalan.