Evan,aron dan rion pergi ke rumah sakit dan menyerahkan urusan tentang alex pada polisi. Mereka menghampiri bams, nuga dan angga yang duduk di depan ruang tindakan.
"Bams, gimana keadaan leo?" tanya rion yang baru datang bersama evan dan aron.
"Belum tau, kita juga masih nunggu" jawab bams dan rion mengangguk.
"Alex gimana? Ketangkep nggak?" tanya bams balik.
"Kabur, gila tuh orang. Bener bener nggak takut mati, bisa bisa nya lewat rel padahal ada kereta yang lewat" jawab rion.
"Jadi alex kabur?" tanya angga
"Iya, tapi tenang aja! Lagi di cari dia sama polisi, nggak bakal tenang hidup nya" jawab aron dan angga mengangguk.
"Untung masalah ini selesai sebelum ujian, jadi kita bisa fokus ujian" - rion
"Kapan kalian ujian?" - nuga
"Lusa om, doain ya biar kita lulus" jawab aron dan nuga mengangguk.
"Bams juga di doain kan, om?" tanya bams, membuat nuga terkekeh kecil mendengar nya.
"Semua yang mau ujian, om doakan lulus" jawab nuga, kemudian melihat angga. " belajar yang bener biar lulus" kata nuga sambil mengusap kepala angga.
"Iya yah" jawab angga dan tersenyum setelahnya.
Mereka menoleh bersamaan saat mendengar pintu di buka, dengan buru buru mereka mendekati dokter umum yang baru saja keluar dari ruang tindakan.
"Dokter, gimana keadaan leo?" tanya bams.
"Pasien baik baik saja,tidak perlu khawatir" - dokter
"Apa kita boleh masuk?" tanya bams dan dokter mengangguk sebagai jawaban.
Bams buru buru masuk untuk memastikan kondisi leo, dia bernafas lega saat melihat leo yang duduk dengan kepala di perban.
"Leo" panggil bams dan leo menoleh ke arah nya.
"Bams" sahut leo sambil memegang kepala nya.
"Tiduran aja kalau sakit kepala nya" titah bams dan berjalan ke arah nya. tak lama nuga, aron, rion, evan dan angga masuk.
"Leo, gimana keadaan kamu?" tanya nuga.
"Baik om, nggak perlu khawatir" jawab leo.
Angga tersenyum, kemudian menepuk bahu leo pelan.
"Makasih ya, lo udah mau bantuin deva sampe lo celaka" kata angga dan leo mengangguk.
"Kita temenan yah, semuanya?"
Bams melihat orang orang yang ada di dekat nya bergantian untuk menunggu jawaban.
"Gimana ya?" evan memasang pose berfikir.
"Mau nggak ya..?" sambung aron dengan nada bercanda.
"Om gimana nih? Temenin nggak?" tanya rion dengan ekspresi berfikir.
"Temanan aja! Kalian ini nggak pantes musuhan" jawab nuga.
"Oke deh, kita temenan" jawab aron dan di angguki evan dan rion tanda setuju.
"Makasih ya, gue jadi terhura" kata leo dengan mata berkaca kaca.
"Terharu, bukan terhura" koreksi angga.
"Ya ellah bernada kali" sahut bams sambil cengengesan.
"BERCANDA, gue tonjok lo!" koreksi aron, membuat bams dan leo tertawa mendengarnya, begitu juga dengan nuga yang ikut tertawa bersama mereka.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Anggara ✅
أدب المراهقينDevano anggara adalah adik kakak yang sama-sama memiliki sifat keras kepala dan bertindak sesuka hati yang berujung sebuah penyesalan.