57

742 69 11
                                        

Sekolah. Jam 10. 00 wib

Semua murid kelas tiga sedang fokus mengerjakan soal ujian. Angga tampak serius dan hanya fokus pada lembar soal yang sedang dipegang. Setiap soal ia baca dengan teliti agar bisa menemukan jawaban yang pas.

Angga lancar banget ngerjainnya, pasti belajar, deh. Batin rion saat melihat angga yang sedang mengisi lembar jawaban.

Baru kali ini angga serius banget, biasanya juga nyontek. Batin aron dan kembali membaca soal yang dipegang.

"Gue harus lulus, gue harus buat ayah bangga kayak kata deva"  Gumam angga setelah selesai menulis jawaban dan kembali membaca soal berikutnya.

                     _______________

"Dek, udah siap belum?" tanya nugraha yang baru masuk ke kamar deva.

Deva duduk lesu di kasur dan melihat  ayahnya yang sudah berdiri di depannya. "Ayah, sesak" keluhnya  sambil memegang dada.

"Sesak?"  Tanya nugraha dan deva mengangguk sebagai jawaban.

"Muka kamu pucet, dek. langsung ke rumah sakit aja, ya? Nggak usah jemput abang dulu" Ajak Nugraha sambil mengelap keringat di dahi deva.

"Nggak mau. jemput abang aja dulu, yah. Deva masih bisa tahan kok" tolak deva dan menarik napas panjang setelahnya.

Nugraha menghela napas panjang mendengar jawaban deva. Dia tidak bisa memaksa deva karena takut nanti deva malah tidak mau cuci darah.

"Kita jalan sekarang kalau gitu" putusnya dan membantu deva berjalan ke mobil dengan memapahnya.

"Maaf ya yah, deva ngerepotin terus" ucap deva membuat nugraha tersenyum.

"Nggak ada yang ngerepotin. Deva sehat sampe sekarang aja ayah seneng banget. Jadi jangan ngomong gitu lagi, ya" sahutnya lalu membantu deva masuk mobil dengan hati-hati.

               ____________________

Sekolah.

Alex sedang berada di sekitar sekolah untuk mencari murid yang bisa dipalak. Dengan menggunakan topi dan masker, alex duduk di bawah pohon sambil mengamati sekitar.

"Itu bukannya bokapnya angga" ucapnya.

Alex dengan serius melihat nugraha yang baru turun dari mobil. Senyumnya semakin mengembang saat melihat deva yang juga turun dari mobil. Tidak ada pergerakan apapun kecuali mengawasi dari jauh.

"Dek, kamu mau ikut masuk ke dalem, nggak? Ayah mau pastiin abang udah pulang belum" tanya nugraha.

"Enggak yah, deva di sini aja. Nggak lama kan, yah?" sahut deva dengan bertanya balik.

"Enggak kok, ayah cuma pastiin abang udah keluar kelas belum. habis itu ayah balik lagi" jawabnya dan deva mengangguk mengerti.

"Deva tunggu di sini aja kalau gitu" jawab deva.

Nugraha mengangguk, kemudian pergi masuk ke dalam. Sementara deva menyandar pintu mobil karena merasa lemas, sesak dan sakit pada pinggangnya. Ia memegang pinggang sambil menunduk, tapi suara seseorang membuatnya mengangkat kepala.

"Lagi sakit, ya?" tanya seseorang yang berjalan ke arah deva.

"Alex" gumam deva dan langsung mengepalkan tangan saat teringat aiden dan ibunya yang meninggal karena ulahnya.

Melihat alex yang semakin dekat dengannya.  Deva mengambil ponsel untuk menelfon ayahnya, tapi alex bertindak cepat dengan merampas ponsel dari tangannya.

"Mau ngapain, lo? Nggak usah macem-macem!" Alex melihat layar ponsel dan melihat nomer nugraha.

"Tck, nggak usah berharap ada yang bisa nolongin lo" kata alex saat melihat sekitar masih sepi, karena belum ada yang keluar dari sekolah dan jalanan juga sepi.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang