51

353 59 7
                                    

"Gue takut bams-gue takut, gue juga nyesel karena udah nggak nolongin aiden malam itu. Gue takut, gue panik dan memilih untuk pergi setelah lihat aiden jatuh karena di tusuk alex" sahut leo sambil menangis.

Bams tidak mengatakan apapun, dia hanya menangis seperti anak kecil setelah tau kenyataan yang sebenarnya.

"Maafin gue bams, gue salah, gue bego karena udah nggak nolongin aiden, tapi tolong ngertiin gue bams, gue takut bams - gue takut"

Leo melihat bams dengan isak tangis yang terdengar, dia menyesal dan sangat menyesali kebodohan Nya itu.

"Lo tau kan bams, keluarga gue berhutang budi sama keluarganya alex, kalau bukan bantuan bokap nya alex pasti rumah udah di sita sama bank.

"Selain itu bokap gue juga punya hutang sama keluarganya alex, kalau sampe gue macem - macem alex bakal nyuruh bokap nya untuk nagih hutang ke bokap gue.

"Gue nggak mau bams, gue nggak mau keluarga gue susah karena gue" kata leo dan bams tidak menjawab. Dia masih menangis di sertai isakan dalam tangis nya.

"Maafin gue bams, gue nggak bisa nolongin aiden, gue nggak brani - gue nggak brani" sesal leo.

"Terus lo mau terus diem sekarang? Lo tau leo? Gara gara lo diem aja, ada orang yang nggak  bersalah di jadiin tersangka.

"LO MAU DIEM TERUS SAMPE KAPAN? HAH!"

Bugh

Bams dengan emosi memukul leo sampai leo jatuh. Dia melihat leo yang menangis dengan posisi tengkurap.

"Nggak usah nangis! Lo nyesel juga nggak akan bikin aiden hidup lagi" kata bams di sela tangis nya.

Leo merubah posisi nya menjadi terlentang dan duduk setelahnya.

"Deva sekarat leo, dia sakit ginjal dan kondisinya memburuk selama di penjara, karena lo yang pengecut, deva menanggung perbuatan yang nggak dia lakukan.

"DEVA BAHKAN DI KELUARIN DARI SEKOLAH" Bams mencengkram baju leo. " masa depan deva hancur, dan ITU GARA GARA KEBODOHAN LO LEO..."

Bugh

Lagi, bams memukul wajah leo dengan emosi tanpa melepaskan nya.

"Jangan diem aja leo! Lo harus bantu deva, bilang kalau dia nggak bersalah. Kalau emang lo nggak bisa bantuin aiden malam itu, seenggaknya sekarang lo bantu dia mendapatkan keadilan"

Kata bams dan melihat leo dengan mata merah dan sembab.

"Gue harus gimana? Gue nggak tau harus gimana bams, gue takut keluarga gue kena imbas nya" sahut leo dan melihat bams dengan serius.

Bams melepaskan tangan nya dari baju leo, kemudian beranjak dari duduk nya.

"Ikut gue!" titah bams dan leo mengangguk sebagai jawaban.
.
.
.
.

Rumah sakit.

Angga melihat deva dari kaca pintu luar. Dia ingin masuk, tapi perawat tidak mengijinkan nya.

"Gue emang bego, gue bego karena nggak bisa jagain lo dev, gue bahkan nggak tau kalau lo sakit. Maafin gue dev, maafin gue"

Angga menangis tanpa suara, dia hanya berdiri dengan tangan yang menyentuh kaca pintu. Walaupun dari luar, angga bisa melihat deva yang terbaring dengan berbagai alat medis terpasang di tubuh nya.

Angga mundur saat pintu di buka dari dalam oleh perawat.

"Suster, bagaimana keadaan adek saya? Udah boleh di jenguk nggak sust? Saya mau masuk ke dalam" tanya angga.

"Keadaan nya masih sama, belum ada perubahan sama sekali. Maaf, tapi pasien masih di observasi ketat, jadi tolong pengertian nya untuk tidak masuk ke dalam"

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang